1.1 Demi Kipas angin yang menyala dua puluh empat jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu di kamar berukuran dua kali tiga meter yang terbuat dari tripleks dan dilapis karpet hitam yang sudah berdebu dan banyak terdapat jelaganya.
1.2 Aku terbangun dari tidurku yang sebentar itu karena kebelet pipis.
1.3 Malamnya sudah larut, seolah-olah malam itu adalah serbuk yang dimasukkan ke dalam air sehingga bisa menjadi larut.
1.4 Mungkin karena malam memang terbuat dari serbuk matahari berbentuk pil bulat yang kemudian pil itu masuk ke dalam air laut saat senja tiba lalu lama-kelamaan menjadi larut.
1.5 Dan sesungguhnya hal itu berulang-ulang terjadinya.
1.6 Maka aku pun tiba-tiba ingin memakan apel merah, yaitu buah apel yang kulitnya berwarna merah tetapi dagingnya putih.
1.7 Tetapi aku rasa tak mungkin memakannya dalam waktu ini, karena memang saat ini aku tidak mempunyai pohon apel yang membuat aku tak bisa memetiknya, dan tidak mungkin juga ada yang menjualnya pada malam selarut ini, kalaupun ada aku tak mampu membeli dikarenakan aku tidak punya uang.
1.8 "Aku hanya ingin apel merah itu.."
1.9 Sesungguhnya itu adalah aku yang berbicara kepada diri sendiri dan disaksikan dua malaikat pencatat amalan dikanan dan dikiri
1.10 Suara kipas angin masih terdengar ditelinga dimalam yang menginjak pagi buta, kasihan pagi, sudah buta lalu diinjak pula dirinya oleh malam yang telah larut tadi.
1.11 Dan apel merah tetap menjadi keinginanku, hingga aku tertidur lagi nanti.
Yogyakarta, 12.57 hari Minggu 20 Maret 2016 masehi dan habis memimpikanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar