Kali ini aku mau berbagi tentang pengalaman backpacker-an-ku ke Bali pada pertengahan bulan Februari tahun 2018 masehi. Aku pergi ke Bali bukan untuk tujuan berwisata atau tourism tapi karena ingin menepati janji dengan seseorang untuk bertemu disana. Aku tidak akan bercerita tentang pertemuan itu disini karena aku hanya akan berbagi tentang biaya dan proses perjalanan dari Jogja ke Bali yang mungkin bisa kalian jadikan referensi jika ingin backpacker-an sendiri atau rombongan.
Jauh hari aku sudah memesan tiket kereta ekonomi Sri Tanjung jurusan Stasiun Lempuyangan (Jogja) - Stasiun Banyuwangi Baru (Banyuwangi) dengan harga 94.000 rupiah, tapi karena aku pesan tiketnya lewat aplikasi KAI ACCESS dan bayarnya lewat INDOMARET jadi kena biaya admin 7.500 rupiah. Aku juga sudah pesan hotel low budget melalui aplikasi TRAVELOKA, waktu itu aku dapat hotel dengan harga 85.000 per malam dengan tipe single room yang berisi double bed, kipas angin, tivi, lemari, dan kamar mandi dalam. Aku booking untuk dua malam dengan jam check-in pukul 14.00 dan check-out pukul 12.00 jadi biaya hotel totalnya 170.000 rupiah.
Perjalanan aku mulai pada tanggal 13 Februari 2018 masehi pukul 07.00 WIB dari stasiun Lempuyangan. Itu 14 jam di dalam kereta dan hanya berbekal satu botol air mineral dan tiga lembar roti sandwich, ngirit sekaligus diet, hehehe. Sampai di Stasiun Banyuwangi Baru pukul 21.00 WIB. Dari situ aku langsung keluar dari Stasiun dan berjalan kaki menuju Pelabuhan Ketapang yang jaraknya dari Stasiun sekitar 500 meter. Sempat berhenti makan bakso juga dipinggir jalan lumayan murah 7.000 rupiah semangkok. Sehari belum terisi nasi nih perut karena pas sarapan juga pakai Mie Instant isi dua.
Kemudian mampir di Indomaret untuk isi amunisi perbekalan, air mineral plus roti sandwich lagi. Disitu bertemu kaum backpacker lain yang dari lain daerah, ada Afoy dari Tasikmalaya, kemudian ada Alim dan Asif dari Semarang. Daripada nggak ada teman, akhirnya kami berempat jalan bersama. Mampir di warung nasi goreng. Aku tidak ikut makan karena tadi sudah makan bakso, tapi minum teh hangat saja untuk basa basi sembari menunggu ketiga teman baruku itu makan. Teh hangatnya aku bayar 3000 rupiah.
Selesai makan kami langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Ketapang. Untuk info, penyeberangan di Pelabuhan ini ada setiap jam, jadi tidak usah takut ketinggalan kapal. Ongkos menyeberang per orang adalah 6.500 rupiah, oh iya, harus mengisi data diri sesuai KTP sebelum membeli tiketnya. Jadi, KTP ini sangat penting ketika kalian mau pergi ke Bali secara Backpacker. Di kapal ada rombongan backpacker lagi empat orang yang ternyata orang Tasikmalaya semua. Yasudah, akhirnya kami bergabung lagi menjadi delapan orang, karena semuanya belum pernah ada yang pergi ke Bali secara backpacker sebelumnya. Biar lebih rame dan lebih tenang lah karena banyak teman. Menyeberang dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 WIB dan sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali itu sudah pukul 24.00 WITA. Sebenarnya proses menyeberang itu cuma setengah jam, tapi karena perbedaan zona waktu jadi seperti beberapa jam.
Keluar dari Pelabuhan Gilimanuk, kami langsung menuju terminal Jembrana, lokasinya juga tidak jauh dari Pelabuhan, sekitar 300 meter. Masuk terminal, KTP diperiksa lagi sama pak Polisi dan Dishub. Setelah itu kami mencari bus jurusan Denpasar. Ongkos dari Gilimanuk ke Terminal Ubung, Denpasar kalau malam sebenarnya 50.000 rupiah, tapi kami tawar jadi 40.000 rupiah. Perjalanan dari Gilimanuk ke Denpasar sekitar 4 jam, pas banget adzan subuh sampai di terminal Ubung, Denpasar. Sempat nongkrong di depan Alfamart lama banget karena bingung tujuan berikutnya mau kemana, akhirnya sepakatlah kami untuk ke Kuta. Sempat terjadi tawar menawar dengan sopir angkot jurusan Ubung - Kuta. Sopir minta per orang dikenai tarif 15.000 tapi akhirnya jadi 12.000 per orang. Dari Ubung ke Kuta perjalanan memakan waktu setengah jam. Kalau jalan kaki sih bisa 2 jam lebih, hehe.
Kuta pagi itu hujan deras. Terpaksa berteduh di emperan toko yang sudah tutup. Kemudian Aku, Alim, dan Asif memisahkan diri dari kelima teman Sunda kami itu. Kami bertiga memutuskan untuk check-in di hotel sebagai tempat singgah sementara, aku ikut karena aku belum bisa check-in di hotel yang aku pesan. Lumayanlah sekedar untuk tidur dan ngecas hape, kurang lebih tiga jam aku tidur. Untuk itu aku iuran 25.000 rupiah, dan bonus Mie instant cup buat sarapan plus air mineral botol kecil. Jam 12 kami berpisah, aku menuju hotel yang sudah aku booking sebelumnya di Jalan Poppies II, Kuta. Check-in dan bersantai, menunggu waktu untuk bertemu seseorang yang aku ceritakan tadi. Oh iya, untuk bepergian aku menyewa motor dengan biaya 60.000 per hari. Aku sewa untuk dua hari, jadi semuanya 120.000 rupiah.
Sorenya aku jalan ke Gianyar untuk bertemu orang itu. Dari Kuta ke Gianyar perjalanan memakan waktu 1 jam 30 menit mengandalkan Google Maps karena aku tidak hafal jalan di Bali, nekat pokoke. Hahaha. Aku di Gianyar sampai jam 12 malam, itu masih tanggal 14 Februari 2018 masehi. Setelah itu pulang ke hotel. Tidur sampai siang, karena hujan sepanjang pagi tanggal 15 Februari 2018 masehi. Males banget mau ngapa-ngapain.
Sorenya aku jalan ke Pasar Seni Sukawati mendung agak gerimis. Beli barang pesanan teman sekaligus beli oleh-oleh untuk orang rumah. Udah gitu aja. Malamnya jalan jalan disekitar Legian, niatnya cari makan, tapi nggak selera, yaudah pulang ke hotel dengan snack dan air mineral saja. Nonton tivi sampai tertidur. Begitu bangun sudah tanggal 16 Februari 2018 masehi. Waktunya check-out dari hotel dan mengembalikan motor sewaan tadi.
Jumat, 16 Februari 2018 masehi. Niatnya mau jumatan tapi belum tahu letak masjid ada dimana, untungnya ketemu bapak-bapak pakai sarung, baju koko, pakai peci, dan naik motor. Aku bilang saja mau ikut jumatan, akhirnya dibonceng sampai Masjid Al Mujahidin di Kuta.
Rencana pulang naik bus yang langsung dari Bali ke Jogja batal karena sudah kehabisan tiket, terpaksa pakai rencana selanjutnya. Akhirnya naik GO-JEK dari Kuta ke Terminal Ubung, kena tarif 17.000 rupiah. Sampai di Terminal Ubung langsung naik bus jurusan Gilimanuk, bayar 40.000 rupiah. Sampai di Gilimanuk sekitar pukul 19.30 WITA, naik kapal bayar 6.500 lagi, ini yang unik, nyeberang pukul 20.00 WITA sampai di Ketapang malah pukul 19.30 WIB, hehehe.
Dari Pelabuhan langsung pesan tiket kereta, terpaksa beli jurusan Banyuwangi - Surabaya yang berangkat tanggal 17 Februari 2018 masehi jam 09.00 WIB karena yang jurusan Banyuwangi - Jogja sudah sold out. Aku pesan tiket lewat aplikasi KAI ACCESS lagi dan bayar di Alfamart, kali ini bayar 140.000 rupiah. Dan malam itu untuk pertama kalinya aku makan nasi. Kemudian mengisi perbekalan lagi dengan air mineral dan roti sandwich. Malam itu numpang tidur di Stasiun Banyuwangi Baru.
17 Februari 2018 masehi pukul 09.00 WIB berangkat dari Banyuwangi menuju stasiun Gubeng, Surabaya. Perjalanan memakan waktu sekitar 6 jam 25 menit dengan kereta Mutiara Timur Siang. Keluar dari kereta langsung pesan tiket kereta yang jurusan Surabaya - Jogja, tapi dengan kereta Pasundan yang sebenarnya jurusan Surabaya - Bandung. Aku pesan melalui aplikasi KAI ACCESS lagi dan bayar 94.000 rupiah, jadwal keberangkatannya tanggal 18 Februari 2018 masehi pukul 08.10 WIB. Ya, nginep lagi semalam di stasiun Gubeng, Surabaya. Sempat mampir di masjid dekat stasiun juga dari ashar sampai isya. Dan malamnya sempat nonton bola sambil makan dan ngopi di kedai yang ada di stasiun.
18 Februari 2018 Masehi pukul 08.10 WIB berangkat dari Surabaya menuju Jogja dengan bekal yang tetap konsisten air mineral dan roti sandwich. Akhirnya sampai di Jogja pukul 13.55 WIB lalu makan di warung soto yang harganya lebih murah daripada dikota lainnya. Setelah itu naik GO-JEK menuju kos-an dengan tarif 12.000 rupiah.
Itulah sekilas pengalaman perjalanan backpackerku dari Jogja ke Bali, kalian hitung sendiri habis berapa itu ongkosnya. Hehehe. Oh iya, yang jelas jangan lupa bawa KTP kemanapun pergi, itu penting. Selain untuk di cek ditempat-tempat tertentu juga berguna ketika check-in hotel dan sewa motor. Selamat menjalankan backpackeranmu.
Salam sayang dari aku,
Zen
penulis buku THE TAMPAN DECORATORS.
ka pas sewa motor harus ada SIM kah? kalo gapunya SIM boleh sewa engga?
BalasHapusMaap bantu jawab ya, iya harus karna buat syarat sewa nya harus foto sim dan ktp
HapusYang penting KTP nya.. Waktu itu aku nggak bawa SIM.. Tapi biar nggak kena razia, kamu kalo berkendaraan bawa SIM ya..
BalasHapusTerminal banyak preman gak pak
BalasHapusMenurut sepengetahuanku waktu itu nggak ada..
BalasHapusNama hotelnya apa mas?
BalasHapusBali Dwipa
Hapus