Rabu, 30 November 2016

THE TAMPAN DECORATORS : SUKA DUKA KRU THE TAMPAN DECORATORS

Setiap pekerjaan pasti mempunyai resiko yang harus ditanggung. Tidak semuanya menyenangkan, pasti ada saatnya tidak menyenangkan juga. Mau jadi penyanyi, jadi pemain film, jadi bupati, jadi gubernur, jadi Presiden, sampai jadi tukang dekorasi juga punya resiko masing-masing. Namanya Resiko Pekerjaan. Tak ada pekerjaan yang tidak menanggung resiko. Semua pekerjaan pasti ada resikonya.

Contohnya, ambil yang gampang saja. Karena buku ini menceritakan tentang kehidupan kru dekorasi, jadi contohnya pekerjaan tukang dekorasi saja.

Ya, para kru THE TAMPAN DECORATORS yang bekerja dibawah panji Ganteng Unyu Wedding Organizer juga punya resiko tersendiri atas pekerjaan mereka. Resikonya harus banyak begadang, kalau pekerjaan telat dimarah bos besar, pekerjaan kurang bagus dikomplain klien, dan masih banyak yang lainnya. Mari kita simak cerita mereka.

***

KRU BUJANGAN

Malam ini adalah sabtu malam, yang biasa disebut malam minggu. The Tampan Decorators sedang ada proyek dilapangan, mengerjakan dekorasi untuk ulang tahun seorang bocah usia satu tahun di Hotel Harper, Jalan Mangkubumi atau Jalan Margo Utomo yang dekat dengan Tugu Jogja.

"Malam minggu itu harusnya anak muda seperti kita itu jalan-jalan menikmati suasana malam ya Zen?" itu Wiratno yang berkata.

"Iya Wir, se-ha-rus-nya.. Tapi nyatanya enggak, kita tetap kerja," Zen membalas.

"Ya mau gimana lagi, memang sudah resiko kita kerja sebagai kru dekorasi," Wiratno berkata lagi.

"He-eh, lagipula kita kan cari uang.." timpal Zen.

"Kasihan Chandra, nggak bisa ngapel pacarnya, hehe.." Wiratno berkata sambil melirik Chandra.

"Iya nih, gagal malam mingguan, padahal mau ke Kaliurang," kata Chandra.

"Ke Kaliurang ngapain Ndra? Nyari Urang (Udang)?" tanya Zen.

"Biasaaa..." jawab Chandra.

"Aku kan nggak tahu kebiasaanmu bro, hehehe.." kata Zen.

"Zen ini kayak nggak tahu Kaliurang aja.. Huuu.." Wiratno menimpali.

"Kan memang aku nggak tahu Kaliurang Wir," jawab Zen polos sambil tangannya memotong styrofoam.

"Disana kan banyak monyet, terus monyetnya suka merebut kantong plastik yang dibawa wisatawan.. Nah, Chandra sama pacarnya mau ngerjain monyet-monyet itu.." jelas Wiratno.

"Caranya?" itu Zen yang bertanya.

"Dari rumah sudah bawa kantong kresek hitam yang diisi kotoran sapi, nanti sampai di Kaliurang yang banyak monyetnya, lempar aja, pasti kresek itu dikejar monyet.."

"Terus?.." tanya Zen.

"Pas dibuka monyetnya kecewa, isinya kotoran sapi.. Hahaha.." Chandra menyambung.

"Ada lagi cara lain.." Wiratno menyombongkan diri dengan mencibirkan bibirnya, jadi monyong-monyong persis Dono Warkop, tapi lebih tampan Wiratno.

"Gimana?" Zen bertanya.

"Sama seperti tadi, tapi kotoran sapinya diganti pakai batu yang lumayan besar, jadi, begitu dilempar terus dikejar monyet, digigit keras, pas dibuka isinya batu, hahaha.." Wiratno berkata sambil tertawa.

"Hahahaha.." Chandra ikut tertawa.

Malam minggu itu walaupun tetap bekerja dan tidak bisa jalan-jalan. Mereka, kru The Tampan Decorators yang masih bujangan mencoba menikmati pekerjaan mereka dengan diselingi senda gurau ringan agar pekerjaan mereka tidak terlalu berat dirasa.

***

KRU BERUMAH TANGGA

Kru The Tampan Decorators yang sudah punya anak dan istri pun tetap menanggung resiko.

Harus rela meninggalkan anak dan istri dirumah ketika ada panggilan tugas untuk menginap di hotel karena set dekorasi. Terutama yang rumahnya jauh, tentunya harus memberi uang tinggalan untuk yang dirumah. Kadang kalau sudah pulang dan dapat duitnya sedikit, resiko nya dimarah istri.

Ketika hari Minggu libur, anak ingin jalan-jalan, sang ayah capek dan ngantuk karena habis pasang atau bongkar dekorasi, waktu untuk keluarga jadi berkurang. Ayahnya libur pada hari Senin.

Biasanya kru yang sudah berkeluarga, duitnya akan cepat habis karena dipakai untuk keperluan anak sekolah, beli beras, bayar listrik, beli remote tivi dan lain-lain.

***

Mas Ratno pernah bilang,"Ayo kerjo karo ngguyu.."

Yang artinya Ayo bekerja sambil tertawa, yang bermakna bekerjalah dengan bahagia, tidak banyak mengeluh, bekerja penuh semangat, ikhlas, tetapi jangan terlalu spaneng (serius dan kaku).

Bekerjalah dengan bahagia apapun pekerjaannya. Jalani saja. Harus dengan bangga. Apalagi jika bekerja sebagai kru The Tampan Decorators.

Itulah sebagian gambaran Duka kru dekorasi. Biasanya dibalik kata duka tersimpan suka. Karena jika kita hanya menemui duka yang berkepanjangan maka tidak enak juga hidup di dunia yang indah ini. Maka, ada kata suka sebagai penyeimbang komposisi dunia yang bulat ini.

Suka nya sebagai kru The Tampan Decorators yang bernaung dibawah bendera Ganteng Unyu Wedding Organizer adalah :

Pertama, punya nama besar di Jogjakarta. GU sudah berdiri sejak tahun 1988 di Jogjakarta, dan berpengalaman di bidang dekorasi pernikahan, sehingga kru The Tampan Decorators punya kebanggan tersendiri.

Kedua, kru dekorasi biasa nginep di hotel mewah hanya dengan bayar tiga ribu rupiah per malam, bahkan bisa gratis untuk yang tidak punya kendaraan yang diparkir di area hotel.

Ketiga, bisa meminjam material dekorasi untuk kepentingan menikah sendiri asal nanti dikembalikan.

Keempat, bisa cuci mata ketika para waitress hotel dan juga petugas katering yang cewek-cewek mulai beraksi.

Kelima, makan gratis ketika jaga acara.

Nah, itulah cerita Suka dan Duka sebagai kru The Tampan Decorators. Tetap jalani hidup ini dan lakukanlah yang terbaik. Jadilah profesional.

Siapa yang mau bergabung jadi kru The Tampan Decorators?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar