Rabu, 30 November 2016

THE TAMPAN DECORATORS : SUKA DUKA KRU THE TAMPAN DECORATORS

Setiap pekerjaan pasti mempunyai resiko yang harus ditanggung. Tidak semuanya menyenangkan, pasti ada saatnya tidak menyenangkan juga. Mau jadi penyanyi, jadi pemain film, jadi bupati, jadi gubernur, jadi Presiden, sampai jadi tukang dekorasi juga punya resiko masing-masing. Namanya Resiko Pekerjaan. Tak ada pekerjaan yang tidak menanggung resiko. Semua pekerjaan pasti ada resikonya.

Contohnya, ambil yang gampang saja. Karena buku ini menceritakan tentang kehidupan kru dekorasi, jadi contohnya pekerjaan tukang dekorasi saja.

Ya, para kru THE TAMPAN DECORATORS yang bekerja dibawah panji Ganteng Unyu Wedding Organizer juga punya resiko tersendiri atas pekerjaan mereka. Resikonya harus banyak begadang, kalau pekerjaan telat dimarah bos besar, pekerjaan kurang bagus dikomplain klien, dan masih banyak yang lainnya. Mari kita simak cerita mereka.

***

KRU BUJANGAN

Malam ini adalah sabtu malam, yang biasa disebut malam minggu. The Tampan Decorators sedang ada proyek dilapangan, mengerjakan dekorasi untuk ulang tahun seorang bocah usia satu tahun di Hotel Harper, Jalan Mangkubumi atau Jalan Margo Utomo yang dekat dengan Tugu Jogja.

"Malam minggu itu harusnya anak muda seperti kita itu jalan-jalan menikmati suasana malam ya Zen?" itu Wiratno yang berkata.

"Iya Wir, se-ha-rus-nya.. Tapi nyatanya enggak, kita tetap kerja," Zen membalas.

"Ya mau gimana lagi, memang sudah resiko kita kerja sebagai kru dekorasi," Wiratno berkata lagi.

"He-eh, lagipula kita kan cari uang.." timpal Zen.

"Kasihan Chandra, nggak bisa ngapel pacarnya, hehe.." Wiratno berkata sambil melirik Chandra.

"Iya nih, gagal malam mingguan, padahal mau ke Kaliurang," kata Chandra.

"Ke Kaliurang ngapain Ndra? Nyari Urang (Udang)?" tanya Zen.

"Biasaaa..." jawab Chandra.

"Aku kan nggak tahu kebiasaanmu bro, hehehe.." kata Zen.

"Zen ini kayak nggak tahu Kaliurang aja.. Huuu.." Wiratno menimpali.

"Kan memang aku nggak tahu Kaliurang Wir," jawab Zen polos sambil tangannya memotong styrofoam.

"Disana kan banyak monyet, terus monyetnya suka merebut kantong plastik yang dibawa wisatawan.. Nah, Chandra sama pacarnya mau ngerjain monyet-monyet itu.." jelas Wiratno.

"Caranya?" itu Zen yang bertanya.

"Dari rumah sudah bawa kantong kresek hitam yang diisi kotoran sapi, nanti sampai di Kaliurang yang banyak monyetnya, lempar aja, pasti kresek itu dikejar monyet.."

"Terus?.." tanya Zen.

"Pas dibuka monyetnya kecewa, isinya kotoran sapi.. Hahaha.." Chandra menyambung.

"Ada lagi cara lain.." Wiratno menyombongkan diri dengan mencibirkan bibirnya, jadi monyong-monyong persis Dono Warkop, tapi lebih tampan Wiratno.

"Gimana?" Zen bertanya.

"Sama seperti tadi, tapi kotoran sapinya diganti pakai batu yang lumayan besar, jadi, begitu dilempar terus dikejar monyet, digigit keras, pas dibuka isinya batu, hahaha.." Wiratno berkata sambil tertawa.

"Hahahaha.." Chandra ikut tertawa.

Malam minggu itu walaupun tetap bekerja dan tidak bisa jalan-jalan. Mereka, kru The Tampan Decorators yang masih bujangan mencoba menikmati pekerjaan mereka dengan diselingi senda gurau ringan agar pekerjaan mereka tidak terlalu berat dirasa.

***

KRU BERUMAH TANGGA

Kru The Tampan Decorators yang sudah punya anak dan istri pun tetap menanggung resiko.

Harus rela meninggalkan anak dan istri dirumah ketika ada panggilan tugas untuk menginap di hotel karena set dekorasi. Terutama yang rumahnya jauh, tentunya harus memberi uang tinggalan untuk yang dirumah. Kadang kalau sudah pulang dan dapat duitnya sedikit, resiko nya dimarah istri.

Ketika hari Minggu libur, anak ingin jalan-jalan, sang ayah capek dan ngantuk karena habis pasang atau bongkar dekorasi, waktu untuk keluarga jadi berkurang. Ayahnya libur pada hari Senin.

Biasanya kru yang sudah berkeluarga, duitnya akan cepat habis karena dipakai untuk keperluan anak sekolah, beli beras, bayar listrik, beli remote tivi dan lain-lain.

***

Mas Ratno pernah bilang,"Ayo kerjo karo ngguyu.."

Yang artinya Ayo bekerja sambil tertawa, yang bermakna bekerjalah dengan bahagia, tidak banyak mengeluh, bekerja penuh semangat, ikhlas, tetapi jangan terlalu spaneng (serius dan kaku).

Bekerjalah dengan bahagia apapun pekerjaannya. Jalani saja. Harus dengan bangga. Apalagi jika bekerja sebagai kru The Tampan Decorators.

Itulah sebagian gambaran Duka kru dekorasi. Biasanya dibalik kata duka tersimpan suka. Karena jika kita hanya menemui duka yang berkepanjangan maka tidak enak juga hidup di dunia yang indah ini. Maka, ada kata suka sebagai penyeimbang komposisi dunia yang bulat ini.

Suka nya sebagai kru The Tampan Decorators yang bernaung dibawah bendera Ganteng Unyu Wedding Organizer adalah :

Pertama, punya nama besar di Jogjakarta. GU sudah berdiri sejak tahun 1988 di Jogjakarta, dan berpengalaman di bidang dekorasi pernikahan, sehingga kru The Tampan Decorators punya kebanggan tersendiri.

Kedua, kru dekorasi biasa nginep di hotel mewah hanya dengan bayar tiga ribu rupiah per malam, bahkan bisa gratis untuk yang tidak punya kendaraan yang diparkir di area hotel.

Ketiga, bisa meminjam material dekorasi untuk kepentingan menikah sendiri asal nanti dikembalikan.

Keempat, bisa cuci mata ketika para waitress hotel dan juga petugas katering yang cewek-cewek mulai beraksi.

Kelima, makan gratis ketika jaga acara.

Nah, itulah cerita Suka dan Duka sebagai kru The Tampan Decorators. Tetap jalani hidup ini dan lakukanlah yang terbaik. Jadilah profesional.

Siapa yang mau bergabung jadi kru The Tampan Decorators?

Kamis, 17 November 2016

THE TAMPAN DECORATORS : DARU MENGENANG MASA LALU

Cowok tampan berwajah mirip Wolverine itu bernama Daru. Dia sedang duduk sambil melihat layar Hape nya yang didapat dari kantor Ganteng Unyu karena menjadi Kepala Pelaksana lapangan di tim dekorasi bagian pengerjaan Gazebo. Saat itu bos Ganteng Unyu memutuskan untuk memberi bantuan separuh harga untuk membeli hape yang bisa dipakai aplikasi BBM dan WA. Tapi hanya untuk para Kepala Pelaksana atau KaPel.

Daru sedang menambalkan ban motornya yang bocor tertusuk paku saat pulang kerja. Kebetulan hujan juga turun. Jadi sekalian berteduh saja. Dibengkel dekat dengan kantor Ganteng Unyu wedding organizer. Bengkel yang dekat dengan warung mie ayam diperempatan jalan.

Disana, di warung mie ayam tersebut ada dua sejoli memakai seragam SMA sedang menikmati mie ayam hangat sambil bercengkerama dan sesekali bercanda. Daru yang melihat pemandangan orang pacaran jadi teringat akan masa mudanya dulu. Matanya menerawang ke awang-awang, mencoba memutar kembali memori masa lalu.

***

Daru berada di usia dua puluh satu ketika tahun 2006. Dia sudah bergabung dengan Ganteng Unyu Wedding Organizer satu tahun. Walaupun hanya seorang tukang dekorasi, dia hobi gonta-ganti pacar. Maklum wajahnya tampan dan penampilannya cool, jadi gampang menarik perhatian lawan jenis terutama anak-anak SMA yang masih seneng-senengnya pacaran.

Hampir dipastikan setiap kenalan dengan cewek akan berakhir dengan jadian lalu pacaran. Dalam satu periode Daru bisa punya pacar empat sekaligus. Jika dihitung dengan kalkulator, ada dua puluh satu cewek yang pernah jadi mantan Daru. Tapi hanya ada dua nama yang berkesan bagi dia. Tera dan Soraya.

***

Bersama Tera.

Siapa dia? Dia adalah anak seorang tentara. Tapi selalu kabur dari rumah demi menikmati kehidupan bebas dijalanan. Kebetulan bertemu dengan Daru yang waktu itu masih suka jadi pengamen di lampu merah perempatan jalan Condongcatur, Jogja.

Tera berwajah cantik. Rambutnya sebahu, sebagian dicat warna ungu, sebagian lagi dibiarkan tetap hitam. Tingginya sekitar 155 cm. Memakai gelang karet hitam dan gelang kulit bertuliskan JOGJA, serta gelang spikey pada tangannya.

Siang itu Tera duduk disebuah warung dipinggiran jalan di daerah Condongcatur. Siangnya sedang panas dan memaksa Tera untuk minum air mineral merk terkenal yang dingin. Gluk glu gluk gluk. Begitu bunyinya ketika air membasahi tenggorokannya. Kemudian datanglah Daru dan seorang temannya yang bernama Andang ke warung tersebut. Numpang ngadem setelah ngamen di lampu merah.

"Boleh aku duduk disini?" kata Daru sambil menunjuk bangku panjang yang diduduki Tera.

"Eh, oh, boleh.. boleh mas, silakan," jawab Tera.

"Panas banget ya siang ini.." Daru membuka percakapan.

"Iya, aku sudah habis dua botol minuman dingin," sahut Tera.

"Emang mau kemana mbak?" tanya Daru.

"Nggak kemana-mana, cuma mau nongkrong dijalanan, suntuk dirumah," jawab Tera.

"Dijalanan keras mbak.. nggak enak, hati-hati." Daru menasihati.

"Aku nggak takut mas, kalau ada yang macam-macam, aku bilang pada ayahku saja, dia tentara.." jelas Tera.

"Oh, gitu ya?" Daru menyahut.

"Gawekne es teh kalih mbok dhe.." Tera berkata pada ibu-ibu yang punya warung dengan bahasa Jawa yang artinya (Buatkan es teh dua gelas Bu).

"Wah, minumnya nambah lagi mbak?" tanya Daru.

"Nggak mas.. bukan buat aku, tapi buat kalian berdua, kelihatannya kehausan banget, aku traktir sebagai salam perkenalan.. Namaku Tera.." sambil berbicara panjang lebar dan menjabat tangan Daru dan Andang.

"Aku Daru.."

"Aku Andang.."

"Oke, silakan diminum.. Ru.. Dang.." kata Tera.

"Terimakasih Ter.."

"Santai aja mas bro.."

"Kamu masih sekolah, Ter?" tanya Daru.

"Masih mas, kelas dua es-em-a," jawab Tera.

"SMA mana?"

"SMA Islam daerah Tajem, Sleman.." Tera menjawab.

"Ooo.." Daru dan Andang ber-o.

"Kapan-kapan main ke sekolahku mas, nanti aku kenalin ke teman-teman cewek, banyak disana.." kata Tera.

"Siap!"

Itulah perkenalan Daru dan Tera yang hingga akhirnya sering nongkrong bareng, ngamen, dan jalan-jalan bareng ketempat-tempat pacaran para pemuda pemudi indonesia di sekitaran Jogjakarta.

Hingga suatu saat ketika malam dan Tera sedang nongkrong di pinggir jalan bersama teman-teman jalanannya ada seorang bapak-bapak berpenampilan seperti tentara menyuruh Tera pulang dengan paksa.

"Tera!! Ngapain kamu disini!!? Nongkrong sama berandalan-berandalan.. Mau jadi apa kamu?!!! Ayo pulang!!"

Tera dimasukkan ke dalam mobil ayahnya. Daru dan kawan-kawan tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya terdiam.

Aku hanya bisa terdiam melihat kau pergi dari sisiku..

Itu tadi Ipang nyanyi secuil lagu.

Terra. Kini entah dimana rimbanya. Tak ada kabar tentang dia lagi.

***

Bersama Soraya

Soraya Herlina. Cewek yang sekarang jadi istri Daru dengan tiga anak. Manis dan imut-imut tampilannya. Alis agak tebal. Matanya tipis. Rambutnya lurus. Tinggi sekitar 150 sentimeter. Awal mula kenal dengan Daru ketika dikenalkan oleh Tera saat Daru main ke sekolah mereka.

Waktu itu yang dikenalkan Tera ada dua cewek, Soraya dan Fitri. Cantik-cantik semua. Daru hanya mengingat bahwa keduanya suka kepada Daru (menurut keterangan dari Tera). Tetapi kemudian hari Daru memilih Soraya.

Soraya yang memilih tidak masuk sekolah demi berduaan dengan Daru. Yang memilih menikah dengan Daru dan keluar dari sekolah. Karena Daru dituduh melarikan anak orang selama beberapa hari.

Pernikahan mereka berlangsung sederhana. Hanya di KUA.

***

Sekarang, Daru adalah kru The Tampan Decorators yang punya mobil pick-up, mobil sedan, rumah kuno di daerah Sleman, sawah luas, dan tiga anak.

Nama Daru ternyata memang membawa keberuntungan bagi dirinya. Ternyata dari kisah Daru yang urakan di waktu muda tetapi bisa tobat dan banyak harta pada masa berikutnya. Dapat diambil pelajaran bahwa tidak ada yang tahu takdir seseorang akan seperti apa.

Sapaan tukang tambal ban membuyarkan lamunan Daru.

"Mas, sudah selesai tambal bannya.." kata Tukang tambal.

"Oh eh oh anu, berapa?" kata Daru kaget.

"Delapan ribu mas.."

"Ini uangnya, terimakasih mas.." Daru berkata sambil menyerahkan uang sejumlah delapan ribu dengan rincian satu lembar lima ribuan, satu lembar dua ribuan, dan dua keping lima ratusan.

"Iya mas, sama-sama.."

"Monggo Mas," pamit Daru.

"Monggo.."

SELESAI

THE TAMPAN DECORATORS : CINTA WIRATNO KANDAS DI JEMBATAN GEMBLUNG

Wiratno yang tampan baru pulang kerumah Minggu pagi setelah selesai membongkar dekorasi di Jogja Expo Center (JEC). Dengan wajah pucat dan tubuh yang nampak sangat capek karena dua malam dia begadang mengerjakan dekorasi untuk acara resepsi pernikahan. Tapi dia membawa pulang uang bayaran sekitar enam ratus ribu dalam dompetnya sehingga hatinya tampak senang. Sampai dirumah, dia sarapan nasi yang sudah disiapkan ibunya. Lalu dia tidur tanpa mandi dulu. Walaupun begitu ketampanannya tidak luntur. Masih seperti pemeran Sembara dalam film Mak Lampir Ngidam Lemper.

Wiratno tertidur sampai sore hari menjelang maghrib. Matanya melek, ada beleknya sedikit. Diusapnya menggunakan jari tangan. Ternyata orang tampan tidurnya juga ngiler. Dengan malas dia mengelap ilernya yang sudah mulai mengering dipipi sampai ujung bibir menggunakan sprei bermotif hello kitty makan bakwan. Sprei itu hadiah dari mantan pacarnya waktu Wiratno ulang tahun.

Dengan tubuh masih terbaring. Matanya menerawang ke langit-langit kamarnya. Nyawanya belum terkumpul. Dia melamun. Membayangkan tentang wanita cantik yang mungkin menjadi jodohnya nanti. Dia asyik melamun sampai tidak sadar bahwa adzan maghrib sudah mulai berkumandang. Padahal menurut orang-orang tua jaman dulu, kalau maghrib-maghrib melamun, yang cowok bakal ditaksir kuntilanak, kalau cewek bakal ditaksir genderuwo atau buto ijo yang bisa merubah dirinya menjadi manusia. Buto Ijo kalau sedang jatuh cinta mungkin berubah warna jadi Buto Merah Muda. Karena cinta itu buta. Sehingga Buto pun buta karena cinta. Nggak tahu mana Ijo mana Merah Muda. Terlepas dari masalah buto tadi, Wiratno masih asyik melamun dikamarnya yang di dindingnya terpajang poster penyanyi dangdut Uut Selly, Via Valen, Eny Sagita, dan Lia Capuccino. Eh, ada juga poster cewek penari jathilan yang lagi naik kuda lumping makan beling satu kilo. Kudanya keselek. Jadinya pas difoto kudanya nyengir-nyengir.

Sedang asyik melamun, tiba-tiba pintu kamarnya digedor orang dari luar. Ternyata pelaku penggedoran adalah ibunya Wiratno. Penampilannya digambarkan sebagai ibu-ibu suku Jawa tulen. Bicaranya pun menggunakan bahasa Jawa karena memang keluarga Wiratno tinggal di daerah Gunung Kidul.

"Rat! tangi le.. wis maghrib iki lho.." ibunya berkata. (Rat! bangun nak.. ini sudah maghrib..)

"Nggih Bu.. niki kulo sampun melek kok.." jawab Wiratno. (iya Bu.. ini saya sudah bangun..).

Kemudian Wirat bangun dan menuju kamar mandi. Karena dari kemarin belum mandi. Sesampainya di kamar mandi, dia mencium aroma ketiaknya sendiri. Hampir muntah. Ternyata orang tampan kalau tidak mandi pun bau ketiaknya mirip bak sampah dipasar-pasar. Wiratno mandi sambil bernyanyi-nyanyi asyik. Lagunya campur sari berjudul Tresno Waranggono.
"Wis lilakno aku kang mas, tereet tereet tereeet.." begitu bunyinya.

Selesai mandi, Wiratno berpakaian. Kaos bergambar Andong Jogja menjadi pilihannya. Dipadukan dengan celana jins tiga perempat biru. Bersiul-siul lagu dangdutnya Rhoma Irama. Kemudian duduk diteras rumah sambil menyulut rokok. Menikmati asap yang berkebul-kebul. Seperti dia telah menemukan surga. Tidak lama kemudian, datang temannya yang bernama Kentung. Mengajak nonton jathilan di daerah Kalasan.

"Rat, nonton jathilan yuk.." ajak Kentung.

"Dimana Tung?" tanya Wirat.

"Di Kalasan, yang main Jathilan Paling Asyik.." jawab Kentung.

"Oke, saya ambil jaket dulu.." kata Wirat.

"Kita boncengan apa naik motor sendiri-sendiri Rat?" Kentung bertanya.

"Sendiri-sendiri aja ya, siapa tahu disana nemu cewek, jadi bisa diajak jalan-jalan sekalian, hehe.." jawab Wiratno.

"Oke deh, sip!"

"Eh, ntar dulu Tung.." Wiratno berkata.

"Apaan lagi Rat?"

"Anu, parkirnya bayar apa gratis?"

"Yaelah, kirain apaan.. Udah nggak usah mikir parkirnya, yang penting nonton jathilannya," jawab Kentung.

"Yaudah, ayo jalan," kata Wiratno sambil menstarter motornya.

***

Ngeeeeng.. Cegluk! Begitu bunyi motor Wiratno yang berhenti di parkiran penitipan sepeda motor.

"Sini mas, motornya jangan dikunci stang ya.." kata tukang titipan motor.

"Iya mas," Wiratno membalas.

"Ini nomernya, bayar langsung ya.." tukang titipan berkata lagi.

"Berapa?" tanya Wiratno.

"Tiga ribu.." jawab tukang titipan.

"Lima ribu dua motor ya mas, sekalian sama teman saya ini, adanya cuma lima ribu ini dikantong, hehe," kata Wiratno sambil mengeluarkan selembar uang lima ribuan dari kantongnya.

"Iya, mas, kita penonton setia Jathilan Paling Asyik lho, dimanapun pentasnya, kami selalu nonton.." timpal Kentung.

"Hmmm, yasudah nggak apa-apa sini.." kata tukang titipan.

"Makasih mas bro!" kata Kentung.

Lalu mereka berdua melangkahkan kaki menuju lokasi pertunjukan jathilan. Ternyata sudah mulai dari tadi. Penontonnya juga tampak ramai sekali memadati pinggiran arena. Persis laler ngerubung makanan lezat. Wiratno dan Kentung langsung mendesak ke dalam kerumunan itu. Kentung asyik menikmati pertunjukkan jathilan itu. Sedangkan Wiratno sebenarnya hanya mau mencari kenalan cewek saja dikeramaian tersebut.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Wiratno yang wajahnya tampan tersebut tiba-tiba pundaknya dijawil seorang cewek manis yang daritadi berdiri disampingnya. Dia menyapa.

"Mas.." kata cewek itu.

"Eh, iya, ada apa mbak?" tanya Wiratno kaget.

"Ada aku disini mas, kok dicuekin aja.." cewek itu menggoda Wiratno.

"Ah, mbak bisa aja.." Wiratno tersipu.

"Perkenalkan mas, nama saya Kanti.. mas namanya siapa?" tanya cewek yang bernama Kanti itu.

"Eh, anu, saya Wiratno mbak, panggil saja Wirat, atau Sudawirat, hehe.." jawab Wiratno sambil cengengesan persis beruk mau kawin.

"Oh, Sudawirat to.. kok mirip nama pendekar yang di film Mak Lampir Ngidam Lemper mas.."

"Hehe, Mbak suka nonton jathilan juga ya?" tanya Wiratno.

"Nggak juga mas, baru kali ini nonton jathilan.." kata Kanti.

"Oo.. Mbak Kanti rumahnya dekat sini?" Wiratno bertanya lagi.

"Bukan mas, saya orang daerah Berbah.. tadi kesini main dirumah teman, tapi dia sekarang berangkat kerja shift malam, jadi saya pulangnya nggak ada yang antar.. Mas Wirat orang mana?" kata Kanti panjang lebar.

"Oh begitu ceritanya.. saya orang daerah Piyungan mbak," Wiratno menanggapi.

"Iya mas," balas Kanti lirih.

"Kok nggak minta dijemput pacarnya?" Tanya Wiratno memancing untuk mengetahui dia sudah punya pacar atau belum.

"Saya belum punya pacar mas, alias jomblo.." jawab Kanti.

"Oh, jomblo.." dalam hati berkata YES! YES! YES!

"He-eh mas, kamu kesini sama teman atau sendiri?" tanya Kanti.

"Tadi sama teman, tapi naik motor sendiri-sendiri.." jawab Wiratno.

"Wah kebetulan dong.. nanti aku pulangnya ikut ya mas," pinta Kanti.

"Oh iya, bisa.. bisa," jawab Wiratno dengan hati berbunga-bunga.

"Pulang sekarang saja yuk mas, takut kemalaman, nanti ada begal.."

"Oh iya, ayo.."

"Rat, kamu mau kemana?" tanya Kentung yang kaget karena tiba-tiba Wiratno ngeloyor pergi.

"Mau pulang Tung, kamu ikut nggak?" jawab Wiratno.

"Jathilannya belum selesai, tanggung, yasudah kamu pulang dulu aja.. nanti aku nyusul," kata Kentung.

***

Beberapa kilometer dari tempat berlangsungnya pertunjukan jathilan tadi, Wiratno sedang asyik ngobrol berdua dengan Kanti diatas motor yang melaju pelan.

"Mas Wirat kerja dimana?" tanya Kanti.

"Anu.." Wiratno belum selesai ngomong, tapi segera dipotong Kanti.

"Masa kerjanya di anu mas? Hehe"

"Bukan, saya belum selesai ngomong.. saya kerja di Ganteng Unyu," sambung Wirat.

"Ganteng Unyu?" tanya Kanti heran.

"Iya, betul.."

"Tempat apa itu mas?" tanya Kanti lagi.

"Dekorasi nikahan.." jawab Wiratno.

"Namanya kok lucu mas, Ganteng Unyu, hehe.."

"Iya, soalnya yang kerja mas-mas ganteng seperti saya dan mbak-mbak unyu-unyu seperti kamu, hah!" Wiratno mulai menggombal.

"Ah, mas Wirat bisa aja.."

"Nti, kamu orang daerah Berbah, kenal Pak Kus nggak?" tanya Wiratno.

"Pak Kus yang supir itu mas?"

"Iya bener, kamu kenal?"

"Nggak begitu kenal mas, cuma ngerti aja.." jawab Kanti.

"Oo.. dia itu sering juga disuruh angkut barang-barang dekorasi Ganteng Unyu," jelas Wiratno.

"Oh gitu ya.."

"Rumah kamu sebelah mananya rumah Pak Kus?" Wiratno bertanya.

"Jauh mas.."

Tak terasa malam semakin dingin. Wiratno pun merasakan dinginnya malam itu. Padahal dia sudah memakai jaket yang cukup tebal dan baunya cukup apek. Didepan sebuah rumah yang sederhana tiba-tiba Kanti menepuk pundak Wiratno.

"Mas, sudah sampai mas.. rumah saya disini," kata Kanti.

"Eh, oh, iya Nti.."

"Terima kasih ya mas Wirat.. mampir dulu mas," ajak Kanti.

"Nggak usah Nti, udah malam, mau langsung pulang saja.."

"Yasudah, hati-hati ya mas.."

"Iya.."

Dalam hati Wiratno berbunga-bunga. Sepertinya dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Langsung ingin memilikinya.

"Ah, betapa senang rasa hati.." Wiratno menyanyikan sepenggal lagu dangdut lawas.

Sambil menstarter motornya. Kemudian dia memasukkan gigi satu. Sejenak kemudian dia panik karena motornya sudah di gas tapi tak beranjak maju sedikitpun. Wiratno bingung. Tiba-tiba suasana disekelilingnya yang tadi ada rumah-rumah mendadak jadi gelap dan terdengar suara gemericik air.

Wiratno merasakan kakinya basah dan dingin. Lalu dia mengecek keadaan sekitarnya dengan menyalakan korek api gas nya.

"Astaghfirullahaladziim! Kok saya ada di pinggiran sungai? Sungai mana ini? Perasaan tadi saya ada dikampung daerah Berbah.." kata Wiratno kepada diri sendiri.

Kemudian didengarnya ada suara motor lewat. Wiratno pun berteriak minta tolong kepada motor yang lewat tersebut.

"Tolong!.. Tolong!.." teriak Wiratno.

"Seperti suaranya Wirat.." ternyata orang yang lewat itu Kentung, dan mengenali suara Wiratno yang minta tolong. "Rat!? Rat!?"

"Tung tolong Tung!" teriak Wiratno yang juga mengenali suara Kentung.

"Ngapain malam-malam disitu Rat?" tanya Kentung penasaran.

"Udah nggak usah banyak tanya dulu, sekarang bantu saya dorong motor biar bisa dibawa ke jalan."

"Oke oke Rat!"

Akhirnya motor Wiratno berhasil dibawa ke jalan dan bisa dinaiki lagi. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan pulang. Ngebut. Biar cepat sampai.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam ketika mereka berdua sampai dirumah Wiratno. Mereka kemudian duduk dikursi yang ada diteras. Wiratno menyalakan korek api gas dan menyulut rokok yang ada dimulutnya. Kentung juga ikut-ikutan.

"Kamu tadi ngapain dipinggiran kali Jembatan Gemblung?" tanya Kentung.

"Nggak tahu, tiba-tiba saya ada disitu.." jawab Wiratno.

"Kamu itu tadi kelihatan aneh, lagi asyik nonton jathilan tiba-tiba ngajak pulang, saya juga tadinya nggak mau pulang, tapi melihat kamu yang seperti ngomong sendirian, saya jadi khawatir ada apa-apa sama kamu, terus saya ikuti kamu dari jauh.." jelas Kentung.

"Saya itu tadi ngobrol sama cewek cantik, terus dia minta diantar pulang.." Wiratno juga menjelaskan.

"Tapi yang saya lihat, kamu ini naik motor sendirian.."

"Weladalah.. jadi cewek cantik tadi itu hantu jembatan gemblung?" Wiratno kaget.

"Pasti! Saya tadi ngikuti kamu itu sebenarnya juga takut, udah jalanannya sepi, kanan-kiri jalan ada kuburan luas, terkenal angker pula.. tapi berhubung kamu itu teman saya, apa boleh buat? Saya beranikan diri.." jelas Kentung.

"Terimakasih ya Tung, udah nolong saya.." kata Wiratno.

"Iya, makanya jangan keseringan melamun maghrib-maghrib, jadi ditaksir kuntilanak deh.. Haha," kata Kentung mencairkan suasana.

"Cewek itu tadi namanya Kanti, wajahnya juga agak bule gitu Tung.."

"Hemm, gaul juga hantunya menyamarkan huruf "U" jadi "A" biar kamu nggak tahu namanya Kunti, hahaha.."

"Mungkin sering nonton film barat, yang huruf "U" bisa dibaca "A" hahaha," Wiratno tertawa.

Wiratno yang tampan itu pun kemudian masuk ke dalam rumah setelah Kentung pamitan pulang. Di dalam kamar, Wiratno belum bisa memejamkan mata. Masih memikirkan nasibnya yang kurang beruntung dalam hal percintaan. Selalu berbanding terbalik dengan wajahnya yang tampan, yang seharusnya dengan mudah menaklukkan cewek-cewek dimanapun. Ada yang naksir, ternyata hantu. Kan repot. Tapi mungkin memang dalam kehidupan sekarang ini, tampan saja tidak cukup. Harus punya sesuatu yang lain, yang bisa membuat cewek-cewek nyaman berada didekat para cowok.

Akhirnya setelah beberapa jenak, Wiratno tertidur. Ngorok dengan irama musik jazz campur dangdut.

Senin, 14 November 2016

THE TAMPAN DECORATORS : GANTENG UNYU WEDDING ORGANIZER

GANTENG UNYU (disingkat GU) adalah sebuah Wedding Organizer di Jogja yang sudah sangat tersohor diseantero Jogjakarta dan daerah lain di Pulau Jawa. Disinilah para mas-mas ganteng dan mbak-mbak cantik terpilih bekerja mengurus resepsi pernikahan orang-orang yang tertarik menggunakan jasa wedding organizer.

Layaknya sebuah perusahaan besar, di Ganteng Unyu juga terdapat beberapa bagian pekerjaan. Dari mulai Manajer sekaligus Bos dan juga pemilik ada Koh Gie. Kemudian dibawahnya ada Admin Keuangan yang diperankan oleh Mbak Intan yang rambutnya dicat merah, katanya biar mirip uang seratus ribuan. Lalu dibagian Purchasing ada Mbak Opie yang suka melakukan transaksi pembelian dan pemesanan keperluan untuk penunjang acara pernikahan. Setelah itu ada Mas Tomo sebagai Supervisor untuk kru The Tampan Decorators yang isinya cowok-cowok tampan dan rupawan. Nanti kita kenalan satu persatu dengan mereka. Oh iya, dikantor masih ada Oz sebagai Admin Umum dan mengurus persewaan kostum dibantu oleh Bang Tolib asal Purworejo yang kadang jadi penari kuda dikesenian tradisional Jathilan. Ada lagi bagian CS, bukan cleaning service lho, tapi Customer Service yang posisinya diduduki oleh Betty Rahayu (sebut saja Betty). Selain mereka-mereka itu, di kantor masih ada Mas Dodo sebagai kepala drafter atau juru gambar yang tugasnya membuat denah untuk setting dan plotting dekorasi dibantu seorang junior drafter bernama Nanda asal Sleman yang biasanya membuat gambar ornamen dan tulisan serta bentuk dalam gambar dua dimensi yang nantinya di produksi oleh kru dekorasi bagian produksi. Ganteng Unyu juga mempunyai divisi Event Organizer (EO) yang dikoordinatori oleh Richard. Para kru EO juga diperankan oleh mas-mas tampan dan mbak-mbak cantik yang tentunya ahli dalam melaksanakan tugasnya dilapangan saat ada acara resepsi pernikahan. Yang tidak boleh ketinggalan adalah seorang "cowok kantor" alias Office Boy ganteng bernama Dwi Gandool yang hobinya dangdutan dan bernyanyi dengan suara yang keras. Saking kerasnya, kalau kalian ada di depan kantor GU dan Dwi ada dibelakang gudang GU itu bisa dengar suara tertawanya yang mirip sinterklas lagi makan bakwan. "Ho Ho Ho!!"

Dari kantor, perkenalan lanjut ke Pos Security Ganteng Unyu yang dihuni tiga orang keamanan yang sistem kerjanya dibagi menjadi tiga shift. Ada Pak Agung yang berperan sebagai kepala security, kemudian Pak Har, dan Mas Richo yang menjadi anggotanya. Mereka bertiga bergantian sesuai dengan jadwalnya. Selain berjaga, kadang juga menjadi juru parkir, membuat teh untuk karyawan jika OB libur, dan mencatat segala urusan yang menyangkut hal-hal yang ada di dalam pos.

Nah, sekarang kita masuk ke gudang Ganteng Unyu yang dihuni oleh tukang dekor - tukang dekor ganteng, kecuali dua florist cewek yaitu Mbak Cicilia dan Mbak Maria, mereka kru dekorasi bagian bunga dan kita sebut saja The Cantik Florist.

Mas Ratno, adalah anggota The Tampan Decorators yang paling tua dan berpengalaman. Sudah dua puluh tahun lebih berkecimpung dalam dunia per-dekorasi-an. Walaupun sekarang usianya sudah kepala empat, tapi jiwanya masih tetap muda dan sisa-sisa ketampanannya pun masih tampak. Ciri khasnya adalah rambut mulai memutih, kaos oblong, berkalung kunci motor, celana jins tiga perempat, sendal kodok, dan rokok ditangan dengan langkah kaki yang perlahan tapi pasti.

Mas Widhi, kru The Tampan Decorators yang hobinya mengelus-elus motor biar tetap kinclong. Motto-nya "Kebersihan adalah sebagian dari Iman". Dia adalah kru dekorasi yang paling menjaga kebersihan sesuai dengan tugasnya sebagai kru dekorasi bagian Detail.

Antono, anggota The Tampan Decorators yang tinggal di gudang karena rumahnya jauh dari Jogja. Setiap minggu selalu menyempatkan pulang ke kampungnya di Temanggung. Melepas rindu kepada istri dan anak-anaknya. Punya motor plat AA berwarna emas.

Mas Angger, berkacamata, rambut cepak ala Keanu Reeves di film Speed, memakai hem, jam tangan, dan celana jeans panjang adalah ciri penampilannya. Tugasnya di GU adalah sebagai koordinator logistik dan mengurus kain. Kadang mencuci kain, menjemur kain, dan melipat kain biar menjadi rapi. Anggota The Tampan Decorators yang satu ini bisa juga bermain listrik dan lampu.

Bowo, koordinator produksi di gudang Ganteng Unyu. Hobinya nonton wayang dan sinden-nya yang semelohei sampai pagi. Selain itu dia juga hobi mancing, bahkan ikut komunitas Mancing Mania Jogjakarta (disingkat MMJ). Anggota The Tampan Decorators yang ini memelihara rambut dan jenggot biar panjang. Mungkin biar kelihatan serem, jadi ikan-ikan yang mau dipancing udah nyerah duluan dan dengan sukarela ditangkap.

Daru, kru The Tampan Decorators yang wajahnya mirip Wolverine lengkap dengan cambang dan jenggot. Tapi badannya kurus. Sering mengerjakan Gazebo dalam dunia per-dekorasi-an, makanya kadang ada istilah Gazebo Daru untuk menyebut Gazebo yang dikerjakan Daru dan kru-nya atau Juragan Gazebo untuk Daru sendiri.
Suka dengan lagu-lagu lawas jaman Nike Ardilla masih hidup.

Wiratno, pemuda ndeso yang paling tampan dalam kru The Tampan Decorators. Mirip pemeran Harry Potter deh pokoknya. Kebetulan dia juga suka dunia sihir, yaitu nonton jathilan dari kampung ke kampung setiap hari Minggu. High Quality Jomblo. Maklum banyak cewek yang minder karena ketampanannya. Mottonya adalah " Aku kan ngerti kesehatan."

Catur, kru The Tampan Decorators yang di klaim mirip Ariel Noah. Kru asal Klaten, Jawa Tengah. Kru yang paling ahli karena kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun tetap Catur. Bahkan sampai ada yang bilang, "Catur iki, rono rene catur wae.." artinya "Catur itu, sana sini catur terus."

Pancolo, kru The Tampan Decorators dengan nama paling unik. Sengaja diberi nama seperti itu biar cerita ini ada nama uniknya. Bertopi, berkaos, bercelana selutut, bersandal. Digambarkan sebagai sosok yang keras dengan gaya bicara yang ceplas ceplos. Hingga ada istilah Radio Pancolo.

Mas Agus, menjalani peran sebagai kru The Tampan Decorators yang selalu membawa makanan didalam kantong celananya. Seumuran dengan Mas Ratno, dan sisa-sisa ketampanannya masih tampak walaupun sudah agak botak. Suka menyetel dan mendengarkan lagu-lagu nostalgia semacam Antara Cinta dan Dusta, Antara Benci dan Rindu, dan antara-antara yang lain.

Paryono, tugasnya dalam dunia per-dekorasi-an adalah sebagai Manusia Pohon, maksudnya kru yang mengerjakan dekorasi pohon artificial. Dimana ada pohon, disitu ada Paryono. Tapi jangan dilempari pisang ataupun kacang, karena Paryono juga manusia. Iya, Manusia Pohon yang bertopi dan bersepatu ketika menjadi kru The Tampan Decorators.

Chandra, kru paling muda The Tampan Decorators, style berpakaiannya ketika dilapangan adalah topi, jaket jeans, celana jeans skinny, dan sepatu kulit. Naik motor jadul punya bapaknya. Punya pacar namanya Claudea. Punya tas slempang kecil untuk membawa peralatannya.

Apri, anggota The Tampan Decorators yang spesialis styrofoam. Suka minum es teh yang ditaruh dalam kresek warna hitam. Style nya rapi dan suka bersih-bersih area kerja dilapangan.

John, suka dengan pekerjaan yang kasar, rambut panjang, berkacamata, topi dibalik kebelakang, celana doreng, dan gelang-gelang aksesoris menghiasi tangan kanan dan kirinya. Adalah kru The Tampan Decorators yang minumnya harus pakai es. Teh pakai es, kopi pakai es, susu pakai es, jeruk pakai es, bahkan air putih juga harus dikasih es. Katanya dia kalau minum yang nggak pakai es malah kena flu dan batuk.

Budi, kru The Tampan Decorators yang lulusan SMKI jurusan seni teater urusan belakang panggung. Hobinya nongkrong di Angkringan. Ciri-cirinya, kalau kalian di angkringan sekitaran Jogja lihat ada orang memakai topi ala distro, kemudian baju flanel lengan panjang, celana jeans panjang yang sobek dibagian lututnya, bersepatu dengan logo garis putih tiga lembar, tangan kanan pegang hape, dan tangan kiri pegang rokok, menghadap secangkir kopi. Itu namanya Budi.

Zuldan, kru The Tampan Decorators yang katanya selalu menyetel dirinya dengan style kuli. Suka membuat kepanjangan dari nama-nama temannya. Tokoh Zuldan ini dibuat dengan kepribadian jawa dan diceritakan tinggal di sekitaran jalan Imogiri yang terkenal dengan Makam Raja-raja Mataram.

Taufik, kru The Tampan Decorators yang badannya kecil tapi kerjanya lincah dan cekatan. Biasa diperankan sebagai tukang dekorasi kamar dan bagian detail. Penghuni gudang GU juga, karena digambarkan dia berasal dari Wonosobo.

Andri, terkenal dengan kata "lek" (huruf e nya berbunyi seperti ketika mengucapkan kata "sate") setiap berdialog dengan orang lain. Selalu siap ditugaskan dalam proyek kapanpun. Tenaganya seperti tak pernah habis. Walaupun digambarkan dengan tubuh yang cenderung kerempeng.

Tri Berbah atau disebut Tri Ambarwati atau biar singkat sebut saja namanya Tri. Adalah kru The Tampan Decorators yang hobinya senyum. Dikampungnya diberi kepercayaan memegang arisan bapak-bapak. Prestasi yang membanggakan bukan? Ah biasa saja.

Wahyu, rambut gondrong lurus, naik motor sport hijau, pokoknya cocok jika main sinetron Anak Jalanan. Dia adalah kru The Tampan Decorators yang punya tattoo bertuliskan huruf jawa ditangannya berbunyi "Pacobaning Urip" atau Cobaan Hidup. Dan digambarkan selalu berdialog dengan bahasa jawa yang halus.

Heru, kru The Tampan Decorators pemasang pohon yang suka memakai topi ala Ari Wibowo (penyanyi lawas tahun 80 an), tapi lebih mirip dianggap topi ala copet terminal, adalah kru yang suka tertawa ketika mendengar pembicaraan yang lucu. Kalau jadi copet, mungkin Heru adalah The Tampan Copet.

Wiyanto, kru The Tampan Decorators asal lereng Gunung Merapi, dulunya teman Mak Lampir. Tapi turun gunung dan tinggal dirumah kos Handayani. Hobinya memelihara burung dan mancing. Punya adik perempuan yang cantik.

Mas Tri, florist The Tampan Decorators dengan ukuran tubuh jumbo. Kalau sedang ada proyek dilapangan, selalu bawa bekal cemilan. Mulai cemilan ringan semacam wafer, biskuit, eggroll sampai cemilan superberat semacam nasi padang, gudeg, lontong opor, dan ayam geprek.

Han, kru The Tampan Decorators yang selalu mempunyai bahan untuk berbincang-bincang dengan siapapun. Bekerjanya tak kenal ngantuk. Karena memang biasa begadang. Hobinya memelihara ayam Jago, dan punya ayam Jago yang diberi nama Cindelaras.

Zen, kru The Tampan Decorators yang tinggal digudang Ganteng Unyu karena rumahnya digambarkan ada di Pekalongan. Satu kamar dengan Antono. Disini, Zen berperan sebagai kru produksi properti berbahan styrofoam.

Ari, kru gudang The Tampan Decorators yang sangat bermanfaat bagi kru lain. Dia seperti buku daftar isi yang tahu dimana letak barang-barang digudang. Pokoknya kalau mencari sesuatu dan hampir menyerah. Tanya saja Ari. "Ok Ari"

Mas Yuni, kru The Tampan Decorators bagian ekspedisi. Kerjanya cuma disuruh jalan-jalan. Ke toko-toko peralatan dan perlengkapan, ke Bank, dan ke tempat yang akan didekorasi. Sering juga diberi tugas Jaga Acara ketika sedang berlangsung resepsi.

Selain cowok-cowok tampan yang sudah disebutkan tadi, ada juga kru dekorasi cewek. Khusus bagian florist atau tukang bunga.

Pertama ada Mbak Cicilia yang memang setiap hari berangkat ke gudang Ganteng Unyu walaupun cuma setengah hari. Mbak Cicilia digambarkan dulunya orang Jakarta dan kemudian tinggal di Jogja setelah menikah.

Kedua ada Mbak Maria alias Bu Santoso (karena istri dari Pak Santoso). Tidak bisa masuk setiap hari karena digambarkan asli Muntilan dan mengurus kembang juga disana. Orangnya mungil dan penampilannya masih seperti ABG.

Itulah sekilas tentang kru dekorasi Ganteng Unyu Wedding Organizer yang dengan semangat menunjang acara resepsi pernikahan orang-orang yang belum tentu dikenal oleh mereka. Mengorbankan waktu week end mereka untuk tetap membahagiakan para pengantin.

Selain mengerjakan dekorasi untuk pernikahan, Ganteng Unyu juga bisa mengerjakan dekorasi Ulang Tahun, Gathering, Arisan besar, Pameran atau Expo, Event tematik dan kadang dekorasi upacara kematian.

Semua akan diceritakan dalam serial The Tampan Decorators dengan persoalan sebagai tukang dekorasi dalam kehidupan yang diracik dengan bumbu humor. Agar bisa dinikmati pembaca dalam lapisan semua umur.