Malam Rabu nih..
Mau cerita kejadian yang tidak biasa ah..
Silakan dibaca ya.. Nggak bayar kok, gratis..
Jadi gini, kisah ini aku alami ketika sehabis maghrib pada hari Minggu. Aku berniat untuk pergi ke Malioboro untuk membeli Surjan lurik. Itu aku biasanya pergi jalan kaki kemudian naik bus Trans Jogja. Biar irit ongkos daripada naik Ojek Online yang biayanya bisa empat kali lipat. Nah, aku sudah ada di Halte atau Shelter Trans Jogja yang ada di depan Perpustakaan Daerah Bantul yang katanya terbesar se-Asia Tenggara. Di shelter itu kondisinya gelap, hanya ada sebuah lampu berwarna putih diluar. Dulunya shelter ini ada petugasnya, tetapi sejak ada pengurangan karyawan, shelter itu jadi tidak ada petugasnya, dibiarkan kosong. Kalau mau naik ya jadi harus lihat dulu dari jauh ketika akan ada bus lewat, shelter itu dilewati Trans Jogja jalur 1B dan 3B. Harus hafal jurusannya karena tidak ada petugas yang memberitahu. Bayarnya juga bisa didalam bus, bisa pakai kartu khusus pelanggan Trans Jogja atau bisa juga dibayar dengan uang pas.
Lanjut lagi ceritanya. Didalam shelter hanya ada aku dan seorang kakek yang bersarung, berbaju putih, dan memakai kopyah hitam yang sepertinya sudah lusuh. Dia juga berkacamata. Kemudian dari arah timur muncul bus Trans Jogja jalur 1B, itu arah dalam kota Jogja. Aku dan si Kakek masuk ke dalam bus dan duduk dikursi. Ya, duduk dibangku. Kalau tidur dikasur. Ada beberapa penumpang lain yang aku lihat. Seorang cewek dan seorang cowok yang kelihatannya seperti sepasang kekasih, aku kira mereka berasal dari Indonesia Bagian Timur. Kemudian ada tiga cewek yang sepertinya juga berasal dari Indonesia Timur. Lalu ada juga mbak-mbak bule alias turis mancanegara berjumlah tiga orang dengan ransel gedhenya yang digendong.
Kemudian bus berhenti di shelter dekat gudang SGM, ada penumpang masuk, dua orang lelaki. Menempatkan diri pada tempat duduk yang tersedia. Tapi sebelumnya sepasang kekasih dari Timur itu turun disana. Tidak terjadi apa-apa sampai disini. Sampai akhirnya aku, si kakek, tiga gadis dari Timur, dan dua cowok yang naik dari shelter SGM itu turun di shelter Senopati. Yang bisa mencakup wisata Taman Pintar, Taman Budaya Yogyakarta, Pasar Beringharjo, Alun-alun Utara dan Kraton Jogja, Titik Nol KM Jogja, Benteng Vredeburg, dan juga jalan Malioboro. Kami berjalan dan berpisah sesuai dengan tujuan awal masing-masing.
Aku sudah duduk dikursi K-Fun Cafe didalam RAMAI MALL menikmati tahu goreng dan es teh gratisan dengan lesu. Tidak semangat seperti biasanya. Dan aku agak kaget ketika mendapati tiga mbak-mbak bule yang tadi ada didalam bus Trans Jogja muncul dengan dandanan yang sudah berbeda tapi masih bisa kuhafal wajah dan aksesoris gelang-gelangnya. Ingin kutawari es teh manis tapi nggak jadi, kasihan kalau es teh manisnya ditawari dengan tidak diberi gula. Yasudah biarkan saja mereka jalan-jalan di RAMAI MALL yang lumayan sepi. Jogja berasa sempit aku rasa. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul delapan, aku memutuskan untuk segera pulang karena sudah beli surjan lurik juga. Setelah pamitan ke Barista Winarno dan Andi, aku keluar dari RAMAI MALL. Menuju shelter Trans Jogja di Kepatihan atau biasa disebut Shelter Malioboro Dua. Aku naik jalur 1A (paling banyak armadanya) karena memang untuk turun di shelter JEC (Jogja Expo Center) yang cepat harus naik bus jalur 1A. Bisa juga naik 3A tapi muter dulu ke terminal Giwangan, jauh dan lama.
Kemudian bus berhenti di shelter Malioboro Tiga yang letaknya didepan Benteng Vredeburg. Naiklah seorang kakek yang ternyata adalah kakek yang tadi pas berangkat naik bareng aku dari shelter depan Perpus. Si kakek tersenyum dan menyapa karena sadar serta ingat dengan wajahku. Bruuuuummmm.. Bus berjalan lagi melewati perempatan Titik Nol KM Jogja, belok kiri terus wae. Untuk kemudian berhenti di shelter Taman Pintar. Naiklah itu tiga cewek dari Indonesia Timur yang tadi pas berangkat juga bareng. Aku tersenyum sendiri. Bus Trans Jogja mulai berjalan lagi melewati beberapa shelter seperti shelter Pakualaman, shelter Makam Pahlawan, hingga akhirnya berhenti di shelter SGM.
Disana aku kaget lagi karena ternyata sepasang kekasih dari Indonesia Timur yang tadi pas berangkat bareng naik ke dalam. Hatiku berkata, kenapa ketemu orang-orang yang tadi lagi? Hingga aku dan si kakek turun di shelter JEC. Si kakek berjalan kaki menuju arah timur. Sedangkan aku ambil jalur ke barat untuk kemudia ke arah utara, barulah ke arah Timur melewati jalan tengah sawah yang sepi. Apa yang terjadi berikutnya membuat aku terkejut.
Aku berpapasan dengan kakek itu lagi, tapi tidak pas banget, dia ada dibelakangku sekitar lima belas langkah. Menyusuri jalan Sukun Raya ke arah Utara. Langkah kakiku aku percepat, sudah ingin aku tiduran sambil mainan hape.
Demikianlah cerita aneh hari ini. Aku rasa kejadian seperti ini akan sulit terulang. Ya, kami tidak saling kenal dan tidak ada janjian sebelumnya tapi bisa berangkat dan pulang bersama dalam satu bus. Mungkin ini juga bukti bahwa dalam menjalani kehidupan ini sudah ada yang mengatur. Yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.
TOMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar