Selasa, 25 Juli 2017

HANYA KALENG KOSONG DAN BENANG PANJANG

Sorenya sedang hujan. Hujannya sedang di Jogja. Jogjanya menjadi dingin agar cukup romantis untuk meresapi suasana sore. Dari sebuah kamar seorang cowok terlantun sebuah lagu.

Forever and one
I will miss you
However i kiss you yet again
Way down in neverland..

Ya, itu lagu dari band Helloween. Cowok yang ada dikamar itu bernama Zen. Yang sedang rindu kepada seseorang di Bandung.

***

Sementara di Bandung juga sedang hujan. Seolah-olah ingin sama dengan Jogja yang sedang hujan. Dalam derasnya bunyi hujan terdengar lagu.

I'll be there as soon as i can
But i'm busy mending broken
Pieces of the life i had before..

Itu lagu dari band Muse yang sedang didengar seorang cewek bernama Angelina. Yang dirindukan seseorang di Jogja.

***

"Hai, Jogja sore ini terbuat dari air hujan.. sedikit angin.. suara pesawat.. dan aku yang sedang rindu.." tulis Zen dalam SMS.

"Rindu kepada siapa?" balas Angelina.

"Bala-bala.. roti bakar bandung.. peuyeum bandung.. dan kamu, Angelina.." Zen membalas.

"Hmmm.."

"Terbuat dari apa Bandungmu sore ini?" Zen bertanya lewat SMS.

"Bandung sore ini terbuat dari air hujan yang menari dengan riang gembira, seolah tidak tahu ada aku yang sedang sedih," jawab Angelina.

"Sedih karena apa?" tanya Zen.

"Karena kamu egois.." Angelina menjawab.

"Aku egois? Dalam hal apa?" Zen bertanya sambil bingung.

"Rindu.. rindunya kamu ambil semua, kamu nikmati sendiri.. padahal aku juga ingin rindu.. ingin merindukanmu.." jawab Angelina.

"Yang aku rasakan.. rindu itu berat.. aku takut jika kamu tidak kuat memikulnya.." kata Zen.

"Aku pun khawatir jika kamu terus yang memikul rindu itu, nanti kamu sakit.. bagilah rindunya.. aku separuh dan kamu separuh.. agar bisa aku merasakan rindu.. aku yakin kuat memikulnya.." kata Angelina.

"Baiklah.." Zen berkata dalam SMS.

"Terimakasih sudah boleh rindu kepadamu.." balas Angelina.

"Sama-sama.. dan jagalah rindu itu sampai kita bisa bertemu.."

"Kapan?" Angelina bertanya.

"Jika Allah menghendaki kapanpun waktunya.." jawab Zen.

"Baiklah.."

Dari kamar Zen dan Angelina terdengar alunan lagu dari Blink-182 yang berjudul "I Miss You"

***

Sejak awal mereka berkenalan hingga beberapa tahun lamanya. Mereka belum pernah bertemu sekalipun. Mereka hanya berhubungan lewat telepon, SMS, dan facebook.

Untuk bertemu pun sulit. Zen yang bekerja disebuah Wedding Organizer di Jogja punya hari libur Senin karena weekend selalu ada event. Sedangkan Angelina yang mahasiswi disuatu universitas di daerah Jatinangor pun tidak bisa bertemu jika hari-hari biasa.

Waktu yang harus ditempuh ketika ingin bertemu adalah delapan jam perjalanan naik kereta ekonomi. Jadwal keberangkatan kereta sesudah maghrib, sampai di stasiun tujuan dinihari. Melewati hutan, gunung, lembah, sungai yang mengalir indah ke samudera, sepuluh pom bensin, sembilan puluh dua kos-kosan, dan enam belas cabe-cabean.

***

Rindunya masih berlanjut. Selama nadi dan jantung masih berdenyut.

"Akan sia-siakah rinduku padamu?" Zen mengirim pesan kepada Angelina.
"Apa maksudmu?" balas Angelina.

"Siapa cowok yang selalu ada di fotomu itu?" tanya Zen.

"Dia hanya teman.." jawab Angelina.

"Aku cemburu.."

"Hahaha, akhirnya aku berhasil membuat kamu cemburu,"

"Kenapa senang?" tanya Zen heran.

"Tandanya kamu memperhatikan aku, dan cemburu adalah tanda cinta.." jawab Angelina.

"Tapi, Angelina.. sebagai cowok, aku tahu apa yang ada di pikiran temanmu itu.."

"Apa?"

"Tak usah dibahas lagi.."

"Lalu, apakah kamu akan berhenti merindukan aku?" tanya Angelina.

"Terpikir itu saat aku kecewa olehmu.. tetapi itu tak mungkin.."

"Kenapa tak mungkin?"

"Karena aku yakin bahwa berhenti merindukanmu akan lebih berat rasanya.." tegas Zen.

"Hehehe," Angelina tersipu.

Begitulah hari-hari yang dilalui Zen dan Angelina. Hari-hari yang penuh rasa rindu. Rindu yang menyesakkan dada, memberati pundak, serta membuat insomnia. Jarak yang jauh dan tak pernah ada disisi. Kadang cemburu dan curiga. Yang mereka bisa hanya jaga mata dan jaga hati. Yang mereka punya hanya saling percaya. Jogja dan Bandung kembali diguyur hujan. Biar melarutkan rindu yang ada di awan menjadi air. Biar mengalir dan bertemu di Samudera Hindia.

***

"Angelina.." Zen menyapa Angelina lewat telepon.

"Iya a'.." jawab Angelina.

"Apa kabar hari ini?"

"Baik, kamu?"

"Aku selalu baik.. Kamu sedang apa?"

"Sedang menikmati keindahan bulan di balkon.. kamu sendiri sedang apa?"

"Menatap bulan yang sedang kamu pandangi.. biar terlihat rindu yang ada.."

"Hehehe, kamu bisa aja.."

"Angelina pernah dengar cerita tentang Kerajaan Majapahit dan Pasundan?" Zen bertanya.

"Belum, tentang apa itu?" Angelina balik bertanya.

"Tentang perang bubat.. yang menyebabkan pria Jawa tidak boleh menikahi wanita Sunda.."

"Bagaimana ceritanya?" Angelina penasaran.

"Ceritanya panjang.. dan tugasku didunia bukan untuk bercerita padamu, hehe," jawab Zen kalem.

"Lalu apa tugasmu di dunia?"

"Merindukanmu.."

"Apa lagi?"

"Mencintaimu.."

"Terus?"

"Membuatmu senang.."

"Hehehe.."

"Banyak orang bilang, pria Jawa tidak boleh menikahi wanita Sunda karena leluhur orang Jawa adalah orang Sunda.. dan wanita Sunda hanya bisa dandan sama jajan.. usia pernikahan tidak akan lama, bisa berakhir dengan perceraian.." kata Zen.

"Pasti kamu juga dengar tentang persepsi orang-orang bahwa wanita sunda itu pemalas dan matre.. iya kan?"

"Iya.." jawab Zen lirih.

"Tidak semua begitu a'.. semua tergantung pribadi masing-masing.. dan tentang mitos itu tidak benar," jelas Angelina.

"Iya, Angelina, aku tahu.."

"Kamu jangan menghilang dari aku.."

"Siap!"

"Kamu jangan percaya mitos itu lagi.."

"Semua ini gara-gara ulah patih Gajah Mada yang arogan ingin menaklukkan Kerajaan Sunda.. kedatangan Maharaja Linggabuana dan putrinya Dyah Pitaloka serta rombongan ke Majapahit untuk acara pernikahan putrinya itu dengan Raja Hayam Wuruk malah berakhir dengan pertempuran yang menewaskan seluruh rombongan kerajaan Sunda ditangan Patih Gajah Mada dan pasukannya.."

"Serem a'.."

"Itulah awal diberlakukannya larangan Estri Ti Luaran oleh keturunan Prabu Wangi atau Linggabuana.."

"Oo.."

"Dan kamu harus tahu, betapa bencinya kerajaan Sunda kepada Gajah Mada sehingga di Bandung tidak ada nama Jalan Gajah Mada.."

"Tapi kalau jalan Gajah ada, hehe.."

"Jalan Badak juga.."

"Jalan Tapir.."

"Jalan Komodo, haha.."

"Jalan kehatimu ada nggak?"

"Ada.."

"Tidurlah, sudah malam.. disitu pasti dingin, berselimutlah.."

"Iya sayang.."

"Selalu rindu.."

***

Beberapa minggu kemudian Zen datang ke Bandung tanpa memberitahu kepada Angelina karena rencananya dia akan memberi kejutan. Dia membawa cincin emas untuk melamar Angelina. Sebagai bukti cinta dan sayang. Agar rindunya selama ini tidak sia-sia.

Zen baru saja menginjakkan kaki di Stasiun Kiara Condong. Ketika itu hujan rintik-rintik pukul tiga dinihari. Dia terpaksa tidur di area stasiun karena belum hafal daerah Bandung. Jadi belum berani berkeliaran ketika masih gelap. Apalagi ditambah hujan.

Zen terbangun ketika ada SMS masuk. Langsung dia lihat hape-nya. Dari Angelina.

"Hai, selamatkan pagi kepada Jogja.. aku sekarang ada di Jogja."

"Aku di Bandung." balas Zen singkat.

"Haaaah?!! Bandung?" Angelina kaget.

"Iya, kamu ngapain di Jogja?"

"Ada kegiatan dari kampus, sekalian mau memberi kejutan di hari ulang tahunmu.. Kamu sendiri ngapain di Bandung?"

"Sama, mau memberi kejutan padamu.. Eh, malah terkejut sendiri sekarang," jawab Zen.

"Besok aku pulang ke Bandung, tunggu aku.." kata Angelina lewat SMS.

"Tidak bisa, besok aku sudah harus masuk kerja lagi, nanti sore aku pulang naik kereta ke Jogja.."

"Emmm yasudah kalau begitu.."

"Iya, Tuhan belum menghendaki kita untuk bertemu.."

"Mungkin.. eh, selamat ulang tahun ya.. Semoga semua yang baik ada padamu.."

"Iya, terimakasih.."

"I miss you.." tulis Angelina.

"I miss you too.." balas Zen.

Rindu yang tak terobati. Karena obat dari rasa rindu adalah bila kedua insan yang saling merindui sudah bertemu. Walaupun kata Sujiwo Tedjo," puncak dari rasa rindu adalah ketika tidak saling memberi kabar, tetapi saling mendoakan."

Zen dan Angelina. Saling merindukan dan belum saling bertemu. Hanya bisa menyapa lewat tulisan dan suara. Hanya ada kaleng kosong dan benang panjang yang selalu setia menampung dan menyalurkan rasa rindu mereka.

SELESAI

Rabu, 19 Juli 2017

BELAJAR BAHASA SUNDA

KAMUS INDONESIA -SUNDA

A
Abu = Kekebul
Abu Rokok = Calacah
Ada = Aya
Adalah = Nyaeta
Adik = Rai, Adi, Pun Adi
Air = Cai
Ajar = Wuruk, Atik ;
Belajar = Diajar ;
Ajaran = Wurukan, Atikan
Akan = Bade, Arek
Akan = Bakal
Alis = Halis
Alis = Halis = Kening
Anak = Budak, Murangkalih
Anak Adik = Suan
Anak Kakak = Alo
Anak Kecil = Budak Leutik, Murangkalih
Aneh = Aheng
Angsa = Soang
An-jing = Gogog
Apa = Naon ;
Mau Apa = Bade Naon, Erek Naon
Api = Seuneu
Asam = Haseum, Asem (Benda)
Asin = Asin
Asin Sekali = Molelel
Atas = Luhur
Ayam = Hayam

B
Ba-bi hutan = Bagong
Badan = Awak, Waragad
Bagian = Bagean
Bagus = Sae, Alus
Bahagia = bagja
Bahu = Taraju, Pundak, Taktak
Baju = Raksukan, Anggoan, Acuk
Ballpoin = Pulpen
Bambu = Awi/Haur
Bangun Tidur = Gugah, Hudang (bahasa kasar)
Bantu = Bantos ;
Bantuan = Bantosan ;
Membantu = Ngabantos, Ngabantuan
Bapak = Pun Bapa, Tuang Rama
Baru = anyar
Barusan = Nembe, Bieu, Karek Bieu
Batas = Wates
Batu = Batu
Batu Kapur = Apu
Bawah = Handap
Bayangan = Sawangan
Bayang-bayang = Kalangkang
Bayi = Orok
Bebek = Entog
Begitukah = Baruk
Bekas = Tilas, Urut
Belakang = Pengker, Tukang
Belalang = Simeut
Belalang Sembah = Congcorang
Benar = Leres, Bener
Beol = E'e', Miceun, Modol
Berangkat = Mios, Angkat, Indit
Berapa = Sabaraha
Berapi-api = Nyeuneu
Berasal dari mana = Kawit timana / kawit timanten
Berbinar-binar (mata) = Cureuleuk
Berdasarkan = Dumasar
Bergembira = galumbira
Bergoyang = Ngageol, Ngagitek
Berkaitan = Patali
Berkelahi = Gelut
Berkilau = Mencrang
Besar = Ageung, Gede, Badag
Besi = Beusi
Besok = Enjing, Isuk Besok
Lusa = Pageto
Betet = Ekek
Betis = Bitis, Wetis
Bibir = Lambey, Biwir
Bidang = Widang
Bilangan = Wilangan
Bintang = Bentang
Biru = Bulao
Bisa = Tiasa
Bisa kenalan gak = Tiasa wanoh teu
Bodoh = Bodo, Boloho
Bra = Kutang, Beha
Buka = Muka
Bukan = Sanes, Lain
Bukit = Gugunungan
Bulan = Sasih (Almanak), Bulan
Bulan Sabit = Bulan Sapasi
Bumi = Dunya
Burung = Manuk
Burung Hantu = Bueuk

C
Cabang = Cagak
Cabe = Cabe
Capung = Papatong
Cari = Teang, Pilari, Neang ;
Mencari = Milari, Neangan
Celana = Lancingan, Calana
Celurit = Arit
Cicak = Cak cak
Coba = Cobi ;
Mencoba = Nyobian, Nyobaan, Ngajaran
Cobek = Coet
Cubit = Ciwit
Cuci = Wasuh, Ngumbah
Cuci Baju = Nyeuseuh
Cuci Piring = Kukumbah Piring
Cukup = Cekap
Cuma/Saja = Mung, Ngan

D
Dada = Dada, Payun
Dagu = Gado, Angkeut
Dahaga = hanaang
Dahi = Taar, Tarang
Danau = Situ
Dari = Ti
Dari Tadi = Titadi
Darimana = Kawit, Timanten
Datang = Dongkap, Sumping, Mulang, Balik (bahasa kasar)
Dekat = Caket, Deukeut
Delapan = Dalapan
Dengan = Sareng, Eujeung
Depan = Payun, Hareup
Desa = Lembur
Dia = Manehna
Dikesampingkan = Disingkahkeun
Dingin = Tiis (benda), Tiris (suhu)
Dompet = Loket
Dua = Dua
Dua Belas = Dua Belas
Dua Puluh Lima = Salawe
Duda = Duda
Dulu = Heubeul ;
Dahulu = Baheula
Dunia = Dunya

E
Elang = Heulang
Elus = Usap
Empat = Opat
Enam = Genep

G
Gabung = Rampak
Gadis = Parawan
Garam = Uyah
Garuda = Dadali
Garuk = Garo
Gatal = Ateul
Geli = Getek
Gelitik = Eleketek
Gembira = Gumbira
Gemuk = Bayuhyuh
Gerah = Hareudang, Kareunang
Gergaji = Ragaji
Gerobak = Gorobak
Gigi = Waos, Huntu
Gila = Gelo, Teu Eucreug
Golok = Bedog
Gula = Gula

H
Habis = Seep, Beak ;
Menghabiskan = Nyeepkeun, Meakeun
Hangat = Haneut
Hari = Dinten, Poe
Harimau = Maung
Hebat = Edun
Hewan = Sasatoan
Hidung = Pangambung, Irung
Hijau = Hejo
Hisap = Seuseup
Hitam = Hideung
Hitam Legam = Hideung Lestreng
Huruf = Aksara
Hutan = Leuweung
Hutan Gundul = Leuweung Carengcang
Hutan Rimba = Leuweung Geledegan

I
Ibu = Pun Biang, Indung
Ibu Jari = Jempol
Ijin = Widi ;
Diijinkan = Diwidian
Ikan = Lauk
Ilmu = Elmu
Ingat = emut/inget
Ingin = Hoyong, Palay, Hayang
Ingkar Janji = Jangji Sulaya
Istri = Garwa,Pun Bojo, Pamajikan
Itik = Meri
Itu-itu juga = Eta-eta keneh
Iya = Muhun, Sumuhun

J
Jadi = Janten ;
Sedang Terjadi = Lumangsung
Jahil = Jail
Jahit = Kaput ;
Menjahit = Ngaput
Jalan (benda) = Galur
Jalan (kerja) = Papah, Leumpang
Jam Berapa = Tabuh Sabaraha
Jam berapa sekarang = Tabuh sabaraha ayeuna
Janda = Randa
Janda Kembang = Randa Bengsrat
Janji = Jangji
Jari = Ramo
Jari Manis = Jarhiji
Jari Telunjuk = Curuk
Jari Tengah = Panengah
Jauh = Tebih
Jelas = Eces ;
Menjelaskan = Ngaceskeun
Jelek = Awon, Butut
Jemari = Ramo, Reuma
Jendela = Jandela
Jengkel = Keuheul
Jepit = Capit
Jidat = Tarang, Taar
Jijik = Geuleuh
Jilat = Letak, Lamot
Jitak = Teke
Jurang = Gawir

K
Kabarnya gimana baik = Kumaha damang
Kaget = Soak, Reuwas
Kain = Layon, Kaen
Kakak = Raka, Lanceuk, Pun Lanceuk
Kakak Ipar = Dahuan
Kakek = Aki
Kaki = Sampean, Suku
Kalah = Kawon, Eleh, Keok
Kalian = Aranjeun, Maraneh
Kambing = Embe
Kami/Kita = Urang
Kamu = Anjeun, Hidep, Maneh (bahasa kasar)
Kanan = Katuhu
Kandang = Kurung
Kapan = Iraha
Karet Penghapus = Panghapus
Kasian = Karunya, Deudeuh Katak/
Kodok = Bangkong
Kawin = Nikah
Kayak/Seperti = Siga
Kayaknya = Sigana
Kayu = Kai
Kebahagiaan = kabagjaan
Kecil = Alit, Leutik
Kecoa = Cucunguk
Kelakar = Ngabodor
Kelingking = Cingir
Keluarga = Kulawarga
Kemarin = Kamari
Kemarin Lusa = Mangkukna
Kemauan = Kahoyong, Kahayang
Kenyang = Wareg
Kepala = Mastaka, Hulu, Sirah
Keras = Teuas ;
Mengeras = Ngabagel, Neuasan
Kerbau = Munding
Keringat = Kesang
Kerja = Damel, Gawe ;
Pekerjaan = Padamelan, Pagawean
Kertas = Keretas
Kesana = Kaditu
Kesini = Kadieu
Ketek = Kelek, Ingkab
Ketel = Katel
Ketika/Saat = Basa, Waktos
Kira-kira = Kinten-kinten
Kiri = Kenca
Kolam Ikan = Balong
Kolam Lumpur = Leuwi
Kota = Dayeuh
Kota Pinggiran = Pasisian
Kucing = Ucing
Kuku = Kuku, Tanggay
Kumis = Kumis, Rumbah
Kuning = Koneng
Kunyit = Koneng
Kupu kupu = Kukupu
Kura-kura = Kuya
Kurang = Kirang
Kursi = Korsi
Kurus = Peot
Kutilang = Cangkurileung
Kutu busuk = Tumbila

L
Lagu = Tembang, Kawih, Langgam
Lain = Sanes, Sejen
Lainnya = Sejena
Lalat = Laleur
Lama = Heubeul (barang), Lami, Lila
Lapang = Tegal
Lapangan = Tegalan
Lapar = lapar
Lari = Lumpat
Layang-layang = Langlayangan
Lebih = Langkung, Leuwih ;
Melebihi = Alabatan
Leher = Tengek, Beuheung
Lemah = Leuleus
Lemari = Lomari, Almari
Lempar = Baledog
Lidah = Letah
Lihat = Ningal , Tempo ;
Kelihatan = Katembong
Lima = Lima
Luas = Lega
Lucu = Pikaseuriuen
Lumpur = Leutak
Lupa = Hilap
Lutut = Tuur
Lutut = Tuur = Dengkul

M
Maaf = Hapunten, Hampura
Main = Ameng, Ulin
Makan = Tuang (untuk orang lain) , Neda (untuk diri sendiri), Dahar (bahasa kasar)
Malam = Wengi / Peuting
Malas = Hoream
Mancung = Bangir
Mandi = Ibak, Mandi
Manis = Amis
Manis Sekali = Kareueut
Masa = Maenya, Piraku
Masalah = Perkawis, Mas alah
Masih ada = Aya Keneh
Mata = Soca, Panon
Mata Hari = Panon Poe
Mata kaki = Mumuncangan
Mau = Hoyong, Kersa
Mau makan dengan saya = Kersa tuang sareng abdi
Mau Menanyakan = Bade tumaros
Melamun = Ngimpleng, Ngalamun
Melarang = Nyaram, Nyarek
Membangun = Ngawangun
Membuka Rahasia = Ngabolekerkeun
Memutuskan = Mutuskeun
Menakut-nakuti = Nyingsieunan
Menang = Kenging, Meunang
Menantu = Minantu
Menanyakan = Naroskeun, Tumaros
Mencair = Le eh
Mengenai = Ngenaan
Mengenang = Mieling
Menggaruk = Gagaro, Ngagaro
Menggigil = Ngadegdeg, Ngahodhod
Menginap = Mondok
Mengingat = ngemut
Menjawab = Ngawaler
Menunggu = Ngantosan, Ngadagoan
Menyaksikan = Nyiksenan
Menyerupai = Mangrupakeun
Menyesal = Kaduhung
Merah = Beureum
Merasa = Rumaos, Ngarasa
Merayakan = Ngareah-reuah
Mereka = Maranehna
Merem = Peureum
Merinding = Muringkak
Merpati = Japati
Mertua = Mitoha
Merupakan = Mangrupa
Minum = Eueut, Nginum
Mo-nyet = Wanara
Muda = Anom, Ngora
Mudah = Gampil, Babari, Enteng, Gampang
Mungkin = Panginten, Meureun

N
Naik = Naek ;
Menaiki = Nerekel
Nama = Nami, Wasta, Ngaran
Namanya Siapa = Namina Saha
Nangis = Ceurik
Narik = Metot
Nenek = Nini
Ngantuk = Tunduh
Ngilu = Linu
Ngomong = Nyarios
Nyala = Hurung
Nyamuk = Reungit
Nyanyi = Ngalanggam, Ngawih
Nyapu = Sasapu

P
Padam = Pareum
Pagi = Enjing-enjing, Isuk-isuk
Pagi Buta = Janari
Paha = Pingping
Panas = Panas
Panjang = Panjang
Pantat = Imbit, Bujur
Parit = Solokan
Pasir = Keusik
Payudara = Susu, Pinarep
Pelangi = Layung
Peluk = Keukeup ;
Dipeluk = Dikeukeupan
Pematang Sawah = Galengan
Pemerintah = Pamarentah
Pemukul = Paneunggeul
Pendek = Beke, Pendek ( Ukuran tubuh )
Pendek = Pondok
Pengantin = Panganten
Penitih = Panitik
Pensil = Patlot
Penyakit = panyawat
Pepohonan = Tatangkalan
Peralatan = Parabot
Perasaan = Raraosan
Pergi = Angkat, Mios, Indit
Perjaka = Bujangan
Perkenalkan = Nepangkeun
Permisi = Punten
Perut = Patuangan, Beuteung
Pesek = Pegek
Piknik = Pelesir
Pinggang = Cangkeng, Angkeng
Pinggiran Rumah = Pipir
Pintar = Pinter
Pintu = Panto
Pipi = Damis, Pipi
Pipit = Piit
Pisau = Peso
Plastik = Palastik
Pohon = Tangkal
Polisi = Pulisi
Pria = Pameget, Lalaki
Pukul = Teunggeul
Pulang = Mulih, Uih, Balik
Punggung = Tonggong
Pusat = Puseur
Putih = Bodas

R
Rambut = Buuk
Rangkul = Tangkeup
Rawa = Ranca
Rawit = Cengek
Remaja = Wanoja, Rumaja
Rias = Dandan
Ribut = Pasea
Rindang = Hieum
Ruangan = Rohangan
Rumah = Rorompok,
Bumi, Imah
Ruwet = Rungsing

S S
ahabat = Sobat
Sahabat Dekat = Sobat Dalit
Sakit = nyeri, Kasakit ;
Penyakit = Panyakit
Salah = Lepat, Teu Leres
Sama = Sami, Sarua ;
Sesama = Papada
Sambal = Sambel
Sambat = Nyambat
Sambit = Sabet, Kadek
Sampah = Runtah
Sana = Ditu ;
Sebelah Sana = Palih Ditu
Sandal = Sendal
Sandal Jepit = Sendal Capit
Sandal ber-hak = Kelom
Sapu Ijuk = Sapu Injuk
Sapu Lidi = Nyere
Saring = Ayak
Saringan = Ayakan
Satu = Hiji
Satu Juta = Sajuta
Satu Ribu = Sarebu
Saudara = Baraya, Dulur
Saya = Abdi, Kuring, Urang, Uing, Aing
Sayang = nyaah
Sayap = Jangjang
Sebagian = Sapalih, Sawareh
Sebaliknya = Sabalikna
Sebelah = Sapalih, Sabeulah
Sebelahan = Gigireun
Sebelas = Sabelas, sawelas
Sebut = Nyebat ;
Menyebutkeun = Nyebatkeun
Sedang = Nuju
Sedang sakit = udur
Sedih = tunggara
Sehat = Walagri
Sekarang = Ayeuna
Selangkangan = Palangkakan
Selokan/Parit = Solokan
Semacam = Sarupaning
Semangat = Sumanget
Sembilan = Salapan
Sempit = Heureut
Semua = Sadaya, Kabeh
Semut = Sireum
Senang = bungah
Sepatu = Sapatu
Sepuluh = Sepuluh
Sepuluh Ribu = Sapuluh Rebu
Serak (suara) = Peura
Seratus = Saratu
Seratus Ribu = Saratus Rebu
Seribu = Sarebu
Siang = Siang, Beurang
Siapa = Saha
Silakan = Mangga
Silau = Serab
Singlet = Kaos Sangsang
Sini = Dieu ; Sebelah
Sini = Palih Dieu
Sisa = Sesa ;
Menyisakan = Nyesakeun
Sisi = Gigir
Sobek = Soweh, Sowek
Sore = Sonten
Suami = Caroge, Salaki
Sudah = Parantos, Atos, Enggeus
Sudah Lama tinggal di sini = Tos lami linggih di dieu
Sudah makan belom = Tos tuang teu acan
Sungai = Susukan
Susah = Sesah, Hese

T
Tadi = Tadi
Tahi Lalat = Karang
Takut = Sieun
Tampar = Cabok, Gampleng, Tampiling
Tanah = Taneuh
Tanah Lapang = Tegalan
Tanda = Tanda ;
Menandakan = Nandakeun
Tangan = Panangan, Leungeun
Tangga Bambu = Taraje
Tapian = Nyiru
Tau = Terang, Uninga, Nyaho
Tegel = Tehel
Teguh = Panceg
Telapak Tangan = Dampal Leungeun
Telat = Laat
Telinga = Cepil, Ceuli
Teman = Rerencangan, Babaturan
Temu = Pendak, manggih ;
Ketemu = Kapendak, Kapanggih
Tentang = Perkawis
Teras = Tepas
Terbaha-bahak = Nyakakak, Ngabarakatak
Terbaik = Nyongcolang
Tergoda = Kagoda
Teringat-ingat = Kasuat-suat
Terkam = Kerekeb, Gabrug
Terkena Petir = Kabentar Gelap
Termasuk = Kalebet, Kaasup
Tersengat Listrik = Kasetrum
Tersenyum = Imut
Tersesat = Kasasab
Tertawa = Seuri
Tiang = Tihang
Tidak = Henteu
Tidak Akan = Moal
Tidak Mau = Alim, Teu Hoyong, Embung
Tidak Tau = Duka, Teu Terang, Teuing
Tidur = Kulem, Bobo, Sare (bahasa kasar)
Tiga = Tilu
Tikus = Beurit
Tinggal dimana = Linggih dimana
Tinggalnya dimana = Linggih Timanten
Tinggi (Tempat ) = Luhur
Tinggi (Ukuran Tubuh) = Jangkung
Tiri = Tere
Tolong = Bantos, Tulung ;
Pertolongan = Bantosan, Pitulung
Topi = Kerepus, Topi
Tua = Sepuh, Kolot
Tujuh = Tujuh
Tusuk = Tojos

U
Uang = Artos, Duit
Uang Logam = Receh, Kencring
Uban = Huis, Salatu
Udel = Bujal
Ular = Oray
Ulat = Hileud
Ulekan = Mutu
Untuk (Kegunaan) = Paranti
Untuk = Pikeun, Kanggo, Jang
Urakan/Norak = Kampungan
Usia = Yuswa, Umur

W
Wajah = Raray, Beungeut
Wanita = Mojang, Istri, Awewe
Waria = Banci, Bencong
Warna = Kelir

Y
Ya = Muhun, Heueuh
Yang = Anu
Yang Dipakai = Anu Dianggo, Nu Dipake

Sabtu, 01 Juli 2017

HID. KENANGLAH AKU : UNTUK HID

Aku sudah membaca buku yang ditulis oleh Kaje. Buku yang berisi cerita dari Hid tentang awal perkenalannya dengan aku sampai akhir Desember dua ribu empat belas. Itu adalah enam bulan pertama kisah Hid. Kaje bilang padaku katanya dia ingin menuliskan bagian kedua tentang kisah Hid yang terjadi antara bulan januari sampai bulan September dua ribu lima belas. Tapi Kaje bilang lagi katanya sulit menemui Hid yang sekarang sibuk sekolah di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten kendal. Jadi dia memutuskan untuk menemui aku di Jogja dan meminta aku untuk bercerita tentang kisah kedua dari sudut pandangku, mungkin juga ada kisah yang tidak diceritakan oleh Hid pada buku pertama juga akan aku ceritakan sekarang.

Kaje bertemu denganku disebuah warung angkringan di area jalan Pasar Kembang dekat stasiun Tugu dan jalan Malioboro. Setelah menyeruput kopi hitam panasnya yang kental, dia mulai berbicara.

"Mas Zen, apakah anda bersedia menceritakan kisah tentang Hid?"

"Siap mas," jawabku.

"Nggak pakai malu-malu dulu nih mas? Kayaknya semangat banget, hehe.." kelakar Kaje.

"Soalnya aku sudah lama ingin menceritakan hal ini kepada banyak orang mas.." kataku.

"Kenapa?" Kaje bertanya.

"Iya, suatu kebanggaan bisa mempunyai kisah dengan Hid, dan sebagai pelengkap kisah yang sudah diceritakannya pada buku yang pertama.." jelasku.

"Oo.. Apa ada motivasi lain, selain itu?" tanya Kaje lagi.

"Iya, ada," jawabku.

"Apa itu?"

"Jika aku punya anak nanti, bisa dibaca, ayahnya dulu pernah punya kisah unik dengan gadis tercantik di kampung, walaupun tidak pernah jadi pacar.."

"Ah hahaha.."

"Selain itu, lewat tulisan dari mas Kaje dibuku ini aku juga ingin mengatakan sesuatu kepada Hid, yang belum sempat aku katakan kepadanya," terangku lagi.

"Siap mas bro!"

***

Aku mengirimkan kisahku dengan Hid lewat email kepada Kaje. Tidak aku lakukan setiap hari. Kadang jika ada waktu senggang untuk menulis dan sedang ingin menulis. Biasanya malam hari setelah bekerja atau pagi hari setelah subuh.

Lewat tulisan ini, aku ingin Hid mengerti tentang apa yang aku rasakan selama tidak pernah bertemu dan berkomunikasi lagi. Aku juga ingin meluruskan bahwa aku dan Hid tidak pernah menjadi pacar. Jadi, bagi pembaca yang pernah membaca buku pertama, jangan salah paham ya.

Untuk Hid, bacalah buku ini. Dari awal sampai akhir, yang melengkapi kisahmu tentang aku. Bacalah! Bacalah! Hid. Sekarang giliran aku yang bercerita. Mungkin jika aku mati nanti tidak meninggalkan apa-apa, minimal aku meninggalkan kisah terindah bagiku. Walau mungkin bagimu tidak. Hehe.

Untukmu, Hid
Dariku, Zen