Senin, 19 September 2016

FITRIA AYU MURIANTI

Sedang dingin. Cuaca diluar. Maka aku hanya dikamar ditemani artis-artis dunia yang suaranya sudah aku beli dan aku suruh bernyanyi. Ada satu lagu yang kebetulan mengingatkan aku dengan seseorang, dia temanku, kenalan waktu SMA. Lagu berjudul Mirai, berbahasa Jepang, yang nyanyi Kiroro. Lagu itu adalah lagu kesukaan temanku itu, dan aku jadikan nada dering kalau dia yang menelepon. Malam ini, aku akan bercerita tentang dia, karena aku tiba-tiba ingat dengan dia. Fitria Ayu Murianti.

Waktu itu akhir tahun 2007. Aku kelas tiga SMA. Dan jomblo. Pagi itu jam sekolah. Ada pesan masuk ke hapeku yang waktu itu, Sony Ericsson w200i.

"Hai Zen" begitu tulisannya.

"Hai juga, ini siapa?" begitu balasanku. Bertanya juga.

"Aku Rini," jawabnya.

"Rini mana?" aku bertanya lagi.

"Semarang, aku temannya mbak Tika.." dia menjawab.

"Tika? Siapa lagi?" tanyaku.

"Kakak kelasmu waktu di SMA, dia yang kasih nomermu ke aku," jelasnya.

"Ooh.."

Lalu ada pesan masuk lagi, dari nomer lain. Pakai bahasa jawa.

"Zen, iki aku Tika, mbakyune Yuli, ngko nek ono bocah SMS koe, arane Rini, kae kancaku neng Semarang, mau aku njaluk nomermu lewat Pockel, terus tak kek ke Rini, soale bocahe njaluk, ora opo-opo kan?" itu SMS dari Tika. (artinya : Zen, ini aku Tika, kakak perempuannya Yuli, nanti kalau ada anak SMS kamu, namanya Rini, itu temanku di Semarang, tadi aku minta nomermu kepada Pockel, terus aku kasih ke Rini, soalnya tadi anaknya minta, nggak apa-apa kan?)

"Yo, ora opo-opo, malah seneng aku, oleh kenalan cewek, hehehe.." ini aku menjawab Tika. (artinya : ya, nggak apa-apa, aku malah senang, dapat kenalan cewek, hehehe).

Itu konfirmasi dari Tika, yang nama lengkapnya Nur Silvianah Antika. Kakak kelasku waktu di SMA. Dia waktu itu sudah lulus dan melanjutkan kuliah di UNISULA, Semarang.

Ada panggilan masuk. Dari Rini.

"Halo.." dia menyapa.

"Halo juga," balasku.

"Zen, aku pernah dengar lagu yang ada di hape-nya mbak Tika, katanya itu yang nyanyi kamu ya?"

"Lagu yang mana?" tanyaku.

"Yang ada gininya.. Kutunggu kau kutunggu, kunanti walau tak pasti, walau sampai akhir hayat ini.. gitu.." dia nyanyi.

"Oh lagu itu, iya yang nyanyi aku, kenapa?"

"Lagunya bagus, terus aku minta dikenalkan ke kamu sama mbak Tika, katanya kamu adik kelasnya di SMA.."

"Iya, betul.."

"Salam kenal ya Zen.."

"Salam kenal juga," balasku dan dilanjut pertanyaan,"Kamu teman kuliahnya Tika?"

"Bukan, aku cuma tetangga tempat dia kost disini, jadi kenal." jelasnya.

"Oh, gitu.."

"Aku masih SMA, kelas dua.. Eh, sudah dulu ya, ada guru masuk kelas.." tutup Rini.

"Iya.."

Diawal ini. Memang Rini yang dikenalkan oleh Tika. Lalu, perkenalanku dengan Fitria tentu saja berawal dari Rini yang satu sekolah dengan dia. Hari itu, aku serasa jadi orang hebat. Waah.. Senangnya masa muda. Tapi sayang, aku tidak ingat, itu hari apa dan tanggal berapa. Selanjutnya saling tanya jawab lewat SMS sebagaimana layaknya orang yang baru kenal. Tapi tidak usah aku ceritakan.

***

Beberapa hari kemudian. Aku dirumah, habis mandi. Sedang tidak sekolah, tapi bukan hari libur, karena yang kelas dua dan kelas satu berangkat. Ada telepon masuk, nomer baru, aku angkat. Suara cewek, rame.

"Halo.." sapaku.

"Halo," jawabnya.

"Siapa ini?" tanyaku.

"Aku temannya Rini, namaku Fitria, tapi biasa dipanggil Kicrid.." jelasnya.

"Hehehe, kenapa bisa gitu?" aku penasaran.

"Mungkin karena aku kurus, hehe." jelasnya.

"Oh, ada apa Fit?"

"Panggilnya Kicrid aja, biar lebih akrab, hahaha.."

"Iya, Crid, hehe.."

"Aku dengar dari Rini soal lagumu, aku juga sudah dengar lagunya, bagus, aku juga suka.."

"Iya, terima kasih.. Kamu disekolah?"

"Iya.."

"Pantesan rame, hehe.."

"Iya, eh, nanti kirim MMS bisa?"

"Bisa, ke nomer ini?"

"Iya, nanti aku kirim fotoku juga.."

"Ok."

"Jangan bilang-bilang ke Rini ya.."

"Kenapa?"

"Nggak apa-apa, tapi jangan bilang aja.."

"Iya, deh.." jawabku.

Setelah itu telepon ditutup. Dan dilanjut dengan SMS seperti biasa. Kadang juga MMS untuk saling mengirim foto. Aku waktu itu malah dekat dengan Kicrid. Dan sering juga telepon-teleponan jika sudah lewat tengah malam. Waktu itu menelepon pada jam-jam itu adalah surga bagi kami pelajar SMA, karena operator memberikan tarif yang sangat murah untuk menelepon sepuasnya. Sering kami begadang hanya untuk mengobrolkan hal-hal yang tidak penting. Dan yang aku ingat memang nada dering itu. Sedangkan obrolannya apa saja, aku lupa. Mungkin gombalan dan rayuan anak SMA jaman dulu. Hehe. Pernah juga Kicrid minta aku untuk nyanyi secara langsung lagu yang berjudul Korban Cinta itu lewat HP. Pertemanan itu berlangsung lama. Sekedar lewat satelit. Tak pernah berjumpa. Dan kemudian lost contact. Karena aku punya pacar.

Jaman lost contact itu terjadi pada saat setelah aku lulus SMA sampai dengan tahun 2010. Nomer Kicrid juga sering gonta-ganti. Tidak seperti Rini, yang nomernya sampai sekarang, 2016, tetap yang dulu. Jadi, pada masa lost contact itu aku hanya tahu kabar Kicrid dari Rini. Terimakasih kepada Rini. Nama lengkapnya Rini Nursanti.

Tahun 2010. Aku ketemu Kicrid di facebook. Waktu itu aku dapat akunnya dari Rini. Nama akun Kicrid adalah Kicridh Si Nona Oneng. Dengan hadirnya facebook, jadi mudah untuk saling mengirim gambar. Tapi sayang, pulsa untuk internetannya jadi boros. Maka, kami lebih suka menggunakan facebook buta alias tanpa foto melalui program 0.facebook.com yang benar-benar gratis.

Sempat beberapa kali ngobrol difacebook, tapi yang aku ingat hanya ini.

"Hai Kicrid.."

"Hai juga Zen," balasnya.

"Apa kabar?"

"Baik, kamu gimana?"

"Aku juga baik, lama kamu hilang, kemana aja? Aku hanya tahu kabarmu dari Rini.."

"Oh.. Aku kemarin ke Solo.. Nanti aku kirim ke kamu foto-fotonya."

"Iya, terima kasih.."

"Kamu sekarang kegiatannya apa Zen?"

"Aku kuliah, dan rindu padamu.. setengah mati.. Hehehe"

"Kayak lagunya d'masiv, Rindu Setengah Mati.. Hahaha"

"Iya, dan itu memang benar.. kamu juga perlu tahu, kalau aku menuliskan pesan untukmu di gerbong kereta barang yang berhenti distasiun.."

"Kamu tulis apa?"

"TITIP RINDU BUAT KICRID! By Zen"

"Hahaha, beneran?"

"Iya, mungkin kamu tak akan pernah melihatnya, karena aku pun tak tahu kemana kereta itu melaju, ke Semarang atau tidak.."

"Terimakasih sudah rindu padaku.."

"Terimakasih sudah mau dirindui.."

Sudah itu, Kicrid ganti akun facebook lagi, namanya Fitria Si Nona Manis. Dia kerja jadi SPG di Philips di Paragon Mal Semarang. Sudah jarang aku komunikasi dengan dia. Pernah aku ingin menemuinya secara nekad dengan minta ditemani teman-teman kuliahku. Tapi nggak jadi. Padahal sudah janjian untuk bertemu di JAVA MAL dekat rumahnya yang ada didaerah Mrican.

***

Sampai sekarang, tak sekalipun kujumpai dia. Berteman hanya lewat satelit. Terima kasih kepada satelit. Yang aku ingat dari Kicrid adalah rambutnya lurus, matanya dua, bernafas menggunakan paru-paru melalui hidung dan tenggorokan menghirup oksigen, kalau ke sekolah pakai seragam. Badannya kurus. Manis dia. Yang aku tahu, sekarang dia sudah punya suami satu, dan anak satu. Semoga bahagia dengan kehidupanmu sekarang, Crid!

Ah, terima kasih sudah mau mengenalku. Terima kasih juga kepada Tika. Terima kasih kepada Rini. Terima kasih kepada HaPe. Terima kasih kepada gerbong kereta. Terima kasih anak-anak Punk. Terima kasih d'masiv. Terima kasih kepada Tuhan untuk oksigen, air, tanah, cahaya matahari. Sehingga aku bisa memainkan peran dalam peristiwa sejarah itu dengan baik.

Ini lirik lagu yang mereka dengar. Sebenarnya aku hanya menyanyikan ulang, dulu lagu itu belum populer, karena memang dinyanyikan oleh pengamen punk jalanan. Aku dapat lagu itu tahun 2004 waktu di Lampung.

Kuingin kau tahu ku mencintaimu
Kuingin kau tahu ku menyayangimu
Karena adanya aku oh sayang

Jalan hidup kita memang berbeda
Aku hanya anak Punk jalanan
Namun salahkah bila aku mencintaimu

Kutunggu kau kutunggu
Kunanti kau kunanti
Walau sampai akhir hayat ini

Aku adalah insan biasa
Yang tak luput dari rasa cinta
Namun salahkah bila aku mencintaimu

Kutunggu tiap waktu
Kunanti tiap hari
Walau sampai akhir hayat ini

Pacarku ilang diambil orang
Apa memang aku ini kurang tampan
Emang susah punya teman semakanan

Pacarku ilang diambil orang
Apa memang aku ini kurang kaya
Emang susah punya cewek mata duitan

Dasar cewek sialan!
Ngomongnya aja gede
Padahal selalu nggak ada bukti

Kutunggu kau kutunggu
Kunanti walau tak pasti
Walau sampai akhir hayat ini.



Jogjakarta, 19 September 2016 Masehi dan dingin bersama Kiroro yang bernyanyi Mirai.

Rabu, 07 September 2016

IBLIS INGGRIS TANPA HURUF L

Iblis Inggris tanpa huruf L
Lebih baik memang begitu
Sehingga wujudnya jadi tidak menyeramkan
Daripada harus kau pakai huruf L

Iblis Inggris tanpa huruf L
Lebih baik memang begitu
Sehingga tugasnya dibumi bukan menghasut manusia
Melainkan memperindah planet bumi

Iblis Inggris tanpa huruf L
Iblis Inggris tanpa huruf L
Iblis Inggris tanpa huruf L
Jangan menangis
Biar
Iblis Inggris pakai huruf L
Yang boleh menangis

Jogjakarta, 7 September 2016 masehi dan terbangun dari mimpi menjadi Nero dalam game

Selasa, 06 September 2016

DUA MALAM

Malam ini dia datang lagi
Dalam wujudnya yang manis
Dan menangis
Jika aku pergi

Untuk tugasnya mencegah aku
Meninggalkan dia
dia mengatakan
Jangan pergi lagi, tetap bersamaku

Jogjakarta, 6 September 2016 Masehi dan kipas angin berhembus ketubuhku

Senin, 05 September 2016

ULANG TAHUN MARTABAK

Hari sedang Minggu. Sorenya cerah tetapi angin tetap berhembus dan bergerak. Karena memang begitulah angin, jika ingin tetap disebut angin, maka dia harus terus bergerak, hidupnya berpindah-pindah.

Aku juga saat itu sedang bergerak diatas motor yang aku pinjam dari kakakku. Menuju ke Noyontaan, Pekalongan Timur. Karena memenuhi sebuah janji yang sudah aku ucapkan kepada seorang wanita yang pastinya harus aku tepati.

Dari rumahku di Mlokolegi, aku berangkat sekitar pukul setengah empat sore. Karena aku janji kepada wanita itu untuk sampai dirumahnya pukul empat sore. Aku lewat jalur Pantura Pekalongan saja biar cepat sampai, karena kalau lewat jalur Pantura Cirebon pastilah aku salah jalan dan kesasar. Ternyata dikota, sekitar pertigaan Ponolawen, depan Markas Brimob macet. Menyebabkan aku naik motornya jadi pelan dan menelusuri pinggiran jalan. Melewati jalan Jendral Sudirman, terus bergerak bersama waktu, setelah itu ke Jalan Setiabudi, melewati Ramayana, lalu berbelok kearah jalan Ahmad Yani dipertigaan antara Jalan Setiabudi, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Dr. Sutomo. Aku terus melaju, sampai di Noyontaan Gang 14A. Aku berhenti dan menelepon wanita itu, memastikan bahwa dia ada dirumah. Aku lihat, jam dihandphone juga belum ada jam empat sore. Masih kurang lima menit.

"Halo.." aku menyapa.

"Halo juga.." dia membalas.

"Aku kesasar," aku berkata demikian karena memang aku ingin berkata begitu. Nyatanya aku tidak kesasar.

"Hah? Di daerah mana?" dia bertanya.

"Nggak tahu, makanya nyasar, kalau tahu mah nggak nyasar, hehe.."

"Hehehe.."

"Sebentar, aku tanya ibu-ibu yang lewat dulu," aku pura-pura bertanya dengan ibu-ibu, padahal tidak ada ibu-ibu disitu. Aku seolah bertanya padahal bicara sendiri dan sengaja aku dekatkan ke handphone agar aku terdengar seperti sedang bertanya pada seorang ibu-ibu dengan logat Papua.
"Ah Ibu, boleh saya bertanya?.. Saya kesasar, ini daerah mana kah?.. Oh, kalau Noyontaan Gang13A itu dimana kah?.. Oh, lurus saja? Berapa meter lagi kah?.. Oh, iya, terimakasih Ibu.."

Lalu aku kembali bicara pada wanita yang akan aku datangi itu.

"Ah, udah, udah tahu sekarang, aku lanjut lagi ya.." kataku.

"Ok!"

Motor melaju. Ngeeeeng.... Memasuki Gang 13A yang sore itu banyak anak-anak bermain dijalanan gang yang lumayan lebar. Motor melaju pelan saja biar tidak dimarah penghuni gang-nya. Kemudian aku hentikan motorku disamping selokan didepan rumah wanita itu. Mesin aku matikan membuat aku menjadi seperti pembunuh yang mematikan sesuatu dengan gampang. Helm aku lepas lalu kugantungkan dikaca spion. Aku berjalan menuju rumah yang sepertinya baru direnovasi itu. Ada seorang bapak-bapak sedang duduk diteras tanpa memakai baju, hanya bercelana pendek saja. Dia adalah ayah dari wanita itu.

"Assalamu'alaikum!" itu aku mengucap salam, sambil menjabat tangan bapak itu lalu menaruhnya didahi, sebagai salam hormat. Katanya adat Jawa.

"Waalaikumsalam.." jawabnya sambil menjabat tanganku sambil berdiri.

"Endah ada Pak?" tanyaku basa-basi karena aku sudah tahu wanita yang aku sebut Endah itu ada dirumah. Kan aku tadi udah telepon dia.

"Ada.." lalu Bapak itu teriak memanggil nama anaknya," Ndaaaah.. Ndaaah.. Ada tamu.."

Wanita yang aku sebut Endah itu keluar dari tempat persembunyiannya. Berpakaian kaos dan celana warna pelangi. Dihias dengan senyum dibibirnya.

"Kok bisa nyasar, emang lewat mana?" tanya Endah.

"Lewat situ.." aku menunjuk saja.

"Hehehe, belum apal ya?"

"Iya, apalnya malah Jogja sama Tegal.. Pemalang juga apal," jelasku.

"Sini masuk.." perintah Endah kepadaku.

Aku masuk dan membuka tas punggungku. Mengeluarkan tas kresek berwarna ungu, yang didalamnya terdapat kardus bekas sepatu futsal adidas, yang ada isinya berupa buku-buku bacaan. Yang akan aku titipkan kepada Endah, karena mencegah buku-buku itu hilang atau dimakan rayap, dan kebetulan Endah juga suka membaca.

"Ini buku-bukunya Ndah.."

"Hehehe.."

"Ada Lupus, Goosebumps, Komik Rival, Abu Nawas, dan kawan-kawan.."

"Wow, senangnya aku."

"Eh, katanya mau ngajak aku lihat Graffiti ditembok, dimana?"

"Disana, dekat.. Aku ganti baju dulu ya.. Sebentar," kata Endah.

Beberapa menit kemudian dia muncul dengan dandanan yang rapi, aku pikir mau kemana? Paling lihat tembok saja, hehehe. Sekarang dia memakai celana jins biru dan kaos lengan panjang berwarna merah marun yang ada tulisannya "Good shoes take you Good place", ditambah tas cewek warna hitam.
Setelah itu kami pamitan untuk pergi sebentar. Jalan kaki.

Aku hanya memakai kaos bergambar Atsuko Maeda warna abu misty. Kalian tahu siapa Atsuko Maeda? Dia adalah artis Jepang kesukaanku, dia dulunya member AKB48 dan selalu jadi yang ada didepan. Aku punya lagu-lagunya dan gambar-gambarnya dihapeku. Hehehe. Dan aku memakai celana pendek warna hitam, ditambah sandal jepit Neckermann. Dipaksa bawa jaket pula, oleh Endah.

Kami berdua berjalan menyusuri Gang 13A lalu keluar menuju Jalan Dr. Wahidin kemudian menyeberang menuju Noyontaan Gang 13B. Sambil ngobrol.

"Kita mau kemana Ndah?" tanyaku.

"Makan martabak aneka rasa, ada cokelat, green tea, meses, silverqueen, kacang, cadburry, oh iya m&m's juga ada," jawabnya.

"Permen m&m's?"

"Iya.. Zen suka yang apa?" itu Endah bertanya kepadaku.

"Aku suka semuanya, hahaha.. Green Tea, Cokelat, Keju, Kacang.." itu aku menjawab pertanyaan dari Endah.

"Yaudah, nanti pesan yang delapan rasa."

Disitulah tempat dimana temboknya ada grafiti karya bomber-bomber Pekalongan berada. Aku meminta Endah menulis ditembok dengan spidol Permanent yang sudah aku persiapkan dari rumah. Ya, aku kemana-mana selalu bawa alat tulis atau alat gambar. Biar bisa mengusir kejenuhan disaat sendirian. Aku meminta Endah untuk menulis namanya. Dia mau, tapi nulisnya malah akun instagramnya "Endahkusma22". Lalu dia minta difoto disitu. Setelah itu, aku menuliskan sesuatu dibawah kata nama Endah, aku menulis "loves Zen" biar jadi seperti "Endah loves Zen" hehe. Kayak anak kecil aja. Endah protes, tapi tulisan itu tak bisa dihapus, kecuali jika Allah menghendaki.

Sebentar kami foto-foto disitu. Kira-kira sepuluh kali take photo. Sudah itu kami lanjut jalan. Menuju Jalan Kartini. Aku ikuti saja langkah Endah. Dia yang tahu tempat jualan martabak aneka rasa itu. Ternyata dekat. Nama tempatnya Martabak Platinum Ruby. Disekitaran Jalan Kartini. Aku melangkahkan kaki mengikuti Endah yang masuk ke dalam bangunan berpintu kaca yang tebal. Lalu menuju kasir melewati meja-meja dan kursi-kursi dan juga dinding-dinding yang didekorasi dengan hiasan klasik. Kami memesan martabak delapan rasa dengan pilihan, cokelat, green tea, keju, kacang, silverqueen, m&m's, cadburry, dan lupa. Hehehe. Minumannya Hot Lemon Tea. Lalu kami memilih tempat duduk yang diluar, biar bisa melihat kendaraan yang lewat. Meja nomer 9. Dan berhadapan duduknya. Ah, lagi-lagi Endah foto-foto. Suka begitu dia. Selalu foto apa-apa. Kemudian dia bilang.

"Sebentar, ada yang kelupaan.." katanya, lalu masuk kedalam.

Beberapa jenak kemudian dia keluar lagi. Kami ngobrol. Ngobrol apa saja.

"Endah, sering kesini?" tanyaku.

"Nggak, baru dua kali, kalau dihitung dengan yang sekarang.." jawabnya.

"Oh.."

"Dulu diajak teman," jelasnya.

"Cowok apa cewek?" tanyaku.

"Cewek, rekan kerja.. Eh, Zen mau makan mie ayam nggak?"

"Nggak ah, kan mau makan martabak.."

"Kirain mau, biar tambah kenyang.. Hehehe," katanya.

"Temanku dulu juga kerja disekitar sini, tapi dibelakang situ, kantor Indosat pasca bayar, nggak lama.." aku bercerita tentang temanku.

"Memang, disini itu banyak yang nggak bertahan lama.."

Oh itu kami ngobrol sambil minum Lemon Tea. Lalu martabak datang. Aku terkejut, ternyata diatas martabak itu ada tulisan Happy Birthday ZEN <3. Rupanya tadi Endah masuk untuk bilang kepada pelayannya agar mau untuk menambahi tulisan itu. Ah, Endah, terima kasih karena kamu sudah seperti PLN, membuat aku terkejut dengan memberi kejutan. Walaupun sudah lewat lima hari dari Ulang Tahunku yang jatuh pada tanggal 23 Agustus.

Kemudian kami makan martabak yang memang fungsinya untuk dimakan itu. Sambil ngobrol panjang soal pendiri martabak platinum ini. Yang tidak penting untuk kalian ketahui, tapi penting bagi kami waktu itu untuk menjadi bahan obrolan yang cukup untuk menemani kami menghabiskan martabak yang sangat membuat perut kenyang. Kenyang sekali. Ah, sorenya sudah maghrib dan Endah mengajak untuk pulang.

Lalu aku pergi kekasir untuk membayar apa yang tadi kami makan dan juga minum. Aku yang membayarkan, tapi uangnya dari Endah. Karena aku tidak membawa uang dari rumah. Karena rencana awalnya aku hanya mau kerumah Endah dan melihat grafiti ditembok Gang 13B.

Sorenya sudah lewat maghrib. Aku dan Endah berjalan menyusuri jalan yang tadi, sambil ngobrol lagi. Melewati jalan yang tadi sore terang, tapi kemudian jadi gelap karena sudah petang. Sampai akhirnya kami tiba dirumah Endah.

Ceritanya tidak usah dilanjut sampai aku mengantar Endah pergi bekerja, biar kalian penasaran. Terima kasih Martabak, terima kasih Lemon Tea hangat, terima kasih dan sayang Endah. Hehehe. Itu sore tanggal 28 Agustus 2016 Masehi dan ada suara hujan dikejauhan.

Jogjakarta, 6 September 2016 Masehi dan ada kipas angin dikamar.

SEMOGA BUKAN SETAN

Entah tadi Setan atau bukan
Kalau Setan
Berarti Setan memang setan
Merasuk ke dalam tidurku
Untuk merubah wujudnya
Menjadi mimpi indah
Agar aku lupa pada subuh

Atau tadi hadiah dari Tuhan
Yang mengirimkan sinyal
Bahwa kau masih ada
Untuk mengirim perasaan
Dalam bentuk mimpi indah
Agar aku terus bersyukur

Jogjakarta, 4 September 2016 Masehi dan subuhnya menyenangkan