Gaet Lokal didirikan oleh 3 orang sahabat bernama Richard, Unak, dan Ferdian.
Kemudian mereka mendompleng Hotel Puri Pangeran sebagai markasnya karena kebetulan pemilik hotel itu adalah Ida Bagus Narendra, temannya Unak.
Gaet Lokal memilih Bunglon sebagai logonya untuk menggambarkan bahwa jika traveler menggunakan jasa Gaet Lokal maka, traveler itu akan lebih cepat beradaptasi di tempat tujuan wisata mereka.
Karena bermarkas di jogja, akhirnya para gaet yang tergabung di aplikasi Gaet Lokal, mendirikan komunitas Gaet Lokal Jogja yang diprakarsai oleh Windra Nowhere dan langsung ditunjuk sebagai Ketua.
Corak Bahasa di Jogja
Orang Jogja terbiasa menyingkat-nyingkat kata dalam penggunaannya ketika sedang mengobrol dengan rekan sejawat.
Contohnya :
Malahane disingkat menjadi Mahane artinya kebeneran yang menguntungkan
Ngisor wit Beringin disingkat menjadi Soringin artinya dibawah pohon beringin
Nang endi disingkat menjadi Nandi artinya dimana.
Makanan Yang Unik
Di Jogja, ada makanan yang penjualnya tidak pernah khawatir kalau tidak habis dijual pada hari itu juga meskipun makanan itu adalah makanan basah. Karena faktanya makanan satu ini akan selalu dipanaskan, untuk tetap menjaga cita rasanya agar tetap sedap. Yaitu, Gudeg. Makin dinget makin sedep.
Daerah Sate Klathak
Agak ke selatan, melewati jalan Imogiri Timur ada daerah namanya nJejeran. Disitu banyak berderet penjual sate klathak. Sate yang tusuknya bukan dari bambu tapi dari jeruji sepeda yang sudah tidak terpakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar