Selasa, 11 Februari 2020

TENTANG HARI SENIN (BAB II)

Halo, ini aku. Nama di KTP dan pemberian dari orangtua ku adalah Ahmad Zaenudin tapi, orang-orang lebih kenal aku dengan nama panggilan "Zen". Zen itu pakai huruf "Z" ya, tapi ada juga orang yang melafalkannya menggunakan huruf "J" sehingga terdengar menjadi Jen, dan ada juga yang menyuarakannya dengan huruf "Y" sehingga berbunyi menjadi Yen. Hehehe. Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena tidak merugikan aku dan tidak berpengaruh pada kehidupanku juga. 

Aku adalah anak ketiga dari empat bersaudara dalam keluargaku. Tentunya aku mempunyai dua kakak dan satu adik. Dan saat ini ayahku sudah meninggal dunia. Sepertinya tidak perlu aku jelaskan panjang lebar tentang mereka karena selain kalian juga tidak kenal siapa mereka, aku juga capek ngetiknya, nanti jadi panjang dan lama. Juga membuat waktu kalian terbuang sia-sia selama beberapa detik. Aku tidak mau. 

Aku tinggal jauh dari orangtua dan saudara-saudaraku. Aku tinggal di Jogja sedangkan mereka tinggal disebuah daerah yang inisialnya "P" dan lebih dikenal dengan sebutan "Kota Batik". Ah, kalian pasti mengerti daerah mana itu. Ya, aku di Jogja tercatat sebagai pendatang. Aku berdiam di kantor tempatku bekerja, istilahnya aku numpang tidur di kantor itu yang juga sebagai gudang untuk menyimpan material-material dekorasi yang beraneka macam bentuk dan warnanya serta jenisnya. Lumayanlah, ada kamar berukuran tiga kali dua yang aku tinggali bersama teman kerjaku yang bernama Anton, dia berasal dari daerah di Jawa Tengah yang berinisial "T", yang dikenal sebagai daerah penghasil Tembakau. 

Di Jogja, aku bepergian dengan jalan kaki. Maka dari itu aku punya akun twitter dengan nama "bocah mlaku" yang dalam bahasa indonesia berarti "anak kecil yang berjalan kaki". Tapi itu hanya ketika aku bepergian ke tempat-tempat yang dekat saja, sedangkan untuk bepergian jauh aku kadang menggunakan jasa ojek online, pinjam motor teman atau nebeng teman, dan naik transportasi umum semacam bus Trans Jogja. Aku senang berjalan kaki, oh tidak, aku terpaksa berjalan kaki karena memang aku tidak punya motor ataupun mobil disini. Sengaja aku ingin menikmati hidup di Jogja dengan berjalan kaki, jadi aku biarkan kendaraanku didaerah asalku saja. Tidak aku bawa. Nanti aku ceritakan tentang asyiknya jalan kaki. 

Aku suka tentang hal yang berbau seni, eh maaf, salah pemilihan kosakata. Harusnya begini. Aku suka dengan kesenian dan berkesenian. Ya, aku suka semua kesenian mulai dari seni rupa, seni musik, seni tari, sampai seni peran. Dan untungnya Jogja menyediakan semua itu sebagai hiburan dan sarana melepas penatku disela-sela kesibukanku sebagai pekerja seni dekorasi. Ya, Jogja punya tempat bernama Taman Budaya Yogyakarta yang konsisten menampilkan aneka kegiatan dan pertunjukkan kesenian yang bisa dinikmati dengan gratis. Tapi kadang ada juga yang berbayar, aku kira ini hanya sebagai wujud apresiasi terhadap para seniman dan penggiat seni yang berkecimpung didalamnya. Oh ya, di Jogja juga banyak terdapat sanggar-sanggar kesenian yang berdiri dikampung-kampung sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dalam berkesenian. Sehingga kedepannya Jogja seperti tidak akan kehabisan pelaku seni untuk melestarikan kebudayaannya. 

Aku juga kadang bermain pantomim untuk sekedar bersenang-senang dan syukur-syukur bisa menghibur orang lain. Ya, mungkin bagi kalian yang pernah atau berencana ke Jogja, suatu saat pernah atau akan menjumpai aku disekitaran Jalan Malioboro dan Kawasan Titik Nol Kilometer Jogja. Dengan nama Si Muka Lakban dan akun instagram @si_muka_lakban. Hihihi. 

Aku rasa cukup dulu perkenalan dengan aku, agar kalian sedikit mengerti tentang aku. Untuk yang ingin mengenal lebih banyak tentang aku, bolehlah membaca ceritaku di bab-bab berikutnya. Agar kalian bisa melihat hari Senin dari sudut pandang yang lain. Inilah aku dengan kehidupanku di hari Senin. 

TENTANG HARI SENIN

BAB I

Hari ini Senin. Dimana orang-orang sangat tidak suka pada kegiatan hari ini. Seperti anak-anak sekolah yang malas berangkat karena biasanya ada upacara di halaman sekolah setelah menikmati hari Minggu yang merdeka, atau orang-orang yang bekerja di kantor-kantor yang membayangkan ada banyak pekerjaan yang menumpuk setelah liburan dihari Minggu selesai. Ya, banyak orang-orang dengan masing-masing alasannya untuk tidak menyukai hari Senin. Itu bagi mereka yang punya awal kerja hari Senin. 

Hal ini tidak berlaku untuk aku. Ya, hari Senin adalah hari ketika aku libur dari segala macam pekerjaan. Hari dimana aku akan sangat menikmatinya dengan hanya tidur-tiduran sampai tidur beneran atau dengan bepergian kemana hatiku ingin dan mencari orang-orang untuk diajak berbicara tentang apa saja. Inilah hari Senin. Hari yang setiap minggu aku nanti-nantikan. Asal kalian tahu kenapa aku libur pada hari Senin, karena aku bekerja disebuah Wedding Organizer yang namanya sudah tersohor diseantero Daerah Istimewa Yogyakarta yang notabene selalu sibuk pada hari Sabtu dan Minggu, yaitu hari dimana banyak event berlangsung. Seperti acara pernikahan, gathering perusahaan, atau event-event lain yang mengambil waktu pada weekend. Aku adalah orangnya yang bekerja sebagai kru dekorasinya. Tapi aku tidak akan bercerita tentang profesiku disini. 

Baiklah, aku akan bercerita tentang hari Senin, tentang apa yang aku rasakan ketika hari Senin, tentang banyaknya hal yang terjadi pada hari Senin, tentang suka dan duka libur pada hari Senin. Dan inilah "tentang hari Senin".