Jumat, 19 Mei 2017

THE TAMPAN DECORATORS : TIPS AND TRICK

I. PERALATAN

I.I. PERALATAN PRODUKSI

      - Cutter
      - Alat tulis
      - Gergaji tripleks, besi
      - Ampelas
      - Kuas
      - Penggaris/meteran
      - Lakban kertas

I.II. PERALATAN OPERASIONAL

      - Catut/tang/tang potong
      - Palu
      - Cutter
      - Gun Tacker
      - Gergaji kayu
      - Jarum
      - Lakban hitam/bening/kertas
      - Obeng
      - Bor
      - Tali, tambang, senar
      - Scafolding
      - Tangga

II. PERLENGKAPAN PRODUKSI DAN OPERASIONAL

- Tusuk gigi/sate
- Lem gabus/putih/kuning
- Paku
- Isi staples
- Cat kayu/besi/tembok
- Isi cutter
- Glitter
- Kawat putih/hitam
- Rafiah
- Tas kecil

TIPS

- Saat bekerja, usahakan memakai kaos yang menyerap keringat
- Sedia sepatu untuk bekerja, selain sebagai pelindung kaki sepatu juga kadang menjadi satu keharusan saat mendekor di hotel
- Gunakan pelindung kepala, terutama saat bekerja di outdoor siang hari
- Gunakan tas kecil untuk membawa alat dan kelengkapan
- Selalu sedia minuman
- Jangan lupa istirahat dan beribadah

TRIK

- Usahakan menyelesaikan pekerjaan yang sulit dilakukan pada posisi vertikal dilantai sebelum dipasang, jangan dipasang tegak dulu lalu dikerjakan. Trik ini cukup menghemat waktu dan tenaga.

- Untuk pemasangan kain yang harus menggunakan gun tacker, tembakkan gun tacker separuh saja yang penting kuat. Tujuannya agar mudah saat melepasnya lagi. Selain itu bisa juga didasari dengan wristband sebelum ditembak dengan gun tacker.

- Ketika Lakban lebih cepat daripada Paku. Gunakan trik ini untuk mempermudah pemasangan bahan styrofoam yang dipadukan dengan material semacam besi dan kayu. Trik ini cukup cepat dalam pemasangan maupun pembongkaran, tetapi hanya boleh dilakukan pada dekorasi indoor dan material pointview atau photobooth.

- Pemasangan letter one by one perlu bantuan garis yang dibuat menggunakan senar pancing.

- Ingat, memasang dekorasi bukanlah membangun rumah secara permanen. Jadi, selalu tanamkan pemikiran "kita memasang untuk dibongkar", usahakan efisien dalam pemasangan dan pembongkaran.


THE TAMPAN DECORATORS : MARS THE TAMPAN DECORATORS

Kami kru Tampan Dekorator
Bersiap untuk kerja
Kerja di outdoor ataupun indoor
Jayalah kru Tampan Dekorator

Siang malam tetap bekerja
Kadang berhari-hari
Demi uang dan makan nasi
Tetap bekerjalah

Kami kru Tampan Dekorator
Bersiap untuk kerja
Selalu membawa catut dan cutter
Jayalah kru Tampan Dekorator

Kami kru Tampan Dekorator
Bersiap untuk kerja
Senangkan klien senanglah si Bos
Bayar tinggi Tampan Dekorator

Rabu, 10 Mei 2017

THE TAMPAN DECORATORS : JOGJA - PAPUA - JOGJA

Ada kabar, di grup WA GU WO (WhatsApp Ganteng Unyu Wedding Organizer) bahwa mereka dapat order untuk mengerjakan dekorasi pernikahan di kota Sorong, Papua Barat. Bagi kru yang berminat, dipersilakan untuk mendaftar, tapi terbatas hanya delapan personel saja. Maka pagi itu di bulan Desember, kru digudang ramai membicarakan hal tersebut. Tanggapannya beraneka ragam, ada yang berani, ada yang takut karena jauh, takut mabuk laut, takut naik pesawat, takut orang Papua, takut bayarannya tidak cocok, dan ada pula yang berani tapi bimbang.

Adalah Mas Ratno, kru yang pertama mendaftar selain Pak Tomo yang sudah tentu ikut karena dia Supervisornya, walaupun usianya sudah menunjukkan angka 48, tapi untuk masalah semangat, nggak kalah sama anak muda. Mas Ratno sudah berpengalaman di bidang dekorasi dan kru panggung, sudah hampir seluruh pulau Jawa dan sekitarnya pernah ia jelajahi.

Kru lain belum ada yang berani mendaftar hingga bulan telah memasuki pertengahan Januari. Menurut kabar, Widhi tadinya ikut mendaftar tapi kemudian mengundurkan diri karena kemungkinan istrinya melahirkan pada bulan menjelang keberangkatan ke Sorong.

Menjelang akhir bulan Januari, barulah kru yang terdaftar menjadi delapan orang, yaitu Pak Tomo, Mas Ratno, Bowo, Pak Mamik, Mas Yoyok, Thomas, Daru, dan Zen.

Daru tadinya tidak mau ikut karena belum ada kesepakatan harga atau upah kerja. Tapi setelah lama dibujuk dan dijelaskan oleh supervisornya, akhirnya Daru mau berangkat.

Zen adalah kru yang awalnya tidak ditawari untuk ikut, tetapi kemudian diusulkan oleh Daru untuk diikutsertakan, jadilah dia sebagai kru terakhir yang terdaftar.

Oh iya, ada dua kru yang belum sempat dikenalkan pada bab perkenalan diawal tadi, ada Pak Mamik dan Mas Yoyok.

Pak Mamik adalah florist di Gereja Kota Baru yang juga ahli memasak. Usianya sekitar 55 tahun, penampilannya gendut, rambut sudah ada uban, kulitnya putih, dan kalau ngomong selalu diikuti tawa kecil diakhir kalimat. Kecuali pas marah atau sakit.

Mas Yoyok, rambutnya gondrong, usia sekitar 43, tinggal di Muntilan bersama istrinya untuk menggarap kebun Singkong yang luas. Hobinya ngopi, segala macam kopi dia suka. Tapi kalau tidur suka susah dibangunkan. Alarm di hapenya berbunyi nyaring berulang-ulang pun masih terus tidur.

***

Kemudian pada Pertengahan Mei, material dekorasi diberangkatkan lebih dulu menggunakan container berukuran 2 meter x 6 meter x 2 meter berwarna hijau dan diangkut kapal lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Yang mengawal barang sampai ke Surabaya adalah Daru dan Mas Yoyok dimana mereka membuktikan betapa ganasnya hidup dijalanan. Ya, panas dan berdebu. Juga, Mas Yoyok kehilangan sendal jepitnya yang kiri. Ganas bukan?

Dan Rombongan kru yang berisi delapan manusia, diberangkatkan dari kantor Ganteng Unyu pada awal Juni, tepatnya tanggal 3 Juni di pagi hari yang dingin. Naik travel dengan riang gembira seperti anak TK yang mau pergi liburan. Membawa banyak bekal dan banyak pakaian. Delapan jam kemudian sampailah mereka di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Jadwal keberangkatan kapal yang tertulis pada tiket adalah jam delapan malam, tapi nyatanya kapal datangnya nanti jam empat subuh, lalu berangkat lagi jam sembilan pagi. Artinya mereka semua menginap di pelabuhan malam ini. Dengan duduk lesehan dan tiduran diatas tikar berbahan karung plastik dan kertas semen berukuran 1x1 meter seharga sepuluh ribu rupiah.

Kemudian pada waktu subuh mereka bergegas bangun untuk menuju terminal pemberangkatan, beramai-ramai dengan calon penumpang lain yang akhirnya seperti lomba lari. Tapi sampai disana pintunya masih tutup. Antreannya panjang banget kayak orang ngantri mau naik kapal, padahal kan iya. Setelah pintu dibuka, masuklah mereka pada bagian cek isi tas dan manusia pada alat deteksi. Dimana Mas Ratno dan Zen sempat ditegur petugas karena mau menghindar dari detektor, takut ketahuan kalau membawa benda tajam, ya, kru dekorasi senjata andalannya adalah pisau cutter dan catut. Hehehe. Setelah melalui proses itu, kemudian ada proses stempel tiket dan tangan calon penumpang, masuk ke ruang tunggu.

***

Didalam kapal, ternyata nomer tempat penumpang tidak berlaku, yang berlaku adalah hukum siapa cepat dia dapat, asal ada yang kosong, tempati saja. Itulah tiket kapal kelas ekonomi.

Dari Surabaya, kapal berlayar menuju pelabuhan Makassar, lamanya perjalanan sekitar 24 jam. Kemudian dari Makassar, kapal berlayar lagi langsung menuju pelabuhan Sorong, Papua Barat, lamanya perjalanan sekitar 32 jam.

Kebetulan perjalanan mereka pas masuk awal puasa, jadi kru yang beragama islam melaksanakan tarawih dan sahur diatas kapal. Tiket bagi yang menjalankan ibadah puasa diberi tanda cap "PUASA". Kru yang berpuasa adalah Mas Ratno, Bowo, Daru, dan Zen.

Sampai di pelabuhan Sorong sekitar pukul lima waktu indonesia timur. Mereka dijemput oleh Andreas yaitu calon pengantin pria dan Nico, anak buahnya Andreas, menggunakan mobil Toyota Hi-Lux. Diantarkan sampai ke kontrakan di jalan Gunung Umsini nomer.52, kampung baru. Disana bertemu lagi dengan Memet, yang mengurus perawatan bangunan dan sekaligus bisa jadi supir.

***

Seminggu awal di Papua, kru The Tampan Decorators belum diperbolehkan bekerja, karena material dekorasi belum diangkut keluar dari pelabuhan. Jadi selama menunggu material, kegiatan mereka hanya jalan-jalan, mancing, tiduran, nonton film, ngobrol, dan merencanakan jadwal kerja nanti.

Untuk masalah makan, mereka disediakan sembako oleh pihak mempelai wanita, yaitu Adeline. Untuk uang belanja juga ada. Kebutuhan mereka semua disediakan, termasuk motor dan mobil jika diperlukan untuk pergi.

Pasti Andreas dan Adeline adalah manusia yang sadar bahwa mereka hidup juga membutuhkan orang lain. Termasuk kru dekorasi yang nantinya akan bekerja membuat momen pernikahan mereka menjadi lebih indah dan berkesan. Mereka sadar, jika tidak ada para penunjang dekorasi, maka pernikahan yang mereka impikan tidak akan menjadi tampak mewah dan meriah. Maka mereka memberikan fasilitas yang bagus untuk para kru sebagai motivasi agar kru bekerja dengan maksimal.

BERSAMBUNG KE PART II

THE TAMPAN DECORATORS : KRU DEKORASI DAN PROFESI LAIN

Kru dekorasi sebuah acara pernikahan kadang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Hanya karena penampilan yang lusuh, pakaian bebas, suara keras ketika ngobrol dan bekerja bercucuran keringat. Tetapi walaupun begitu kru dekorasi patut diacungi jempol karena tanpa adanya mereka, pelaminan pernikahan yang kalian inginkan tidak bisa terpasang dengan baik dan bagus. Mereka bekerja siang dan malam demi menyenangkan klien-nya si bos. Betapa mulia pekerjaan sebagai kru dekorasi. Ya. Misinya adalah menyenangkan orang lain walaupun diri mereka kadang tidak senang dengan permasalahan yang ada dalam diri mereka seperti konflik internal rumah tangga, konflik dengan pacar, melawan rasa kantuk, menahan capek, bayaran yang kadang tidak sesuai dengan tenaga, dan juga kecelakaan dalam bekerja seperti jempol kena palu, jari teriris cutter, kulit terserempet kawat, atau bahkan tangan terjepit.

Kru The Tampan Decorators pun demikian. Karena mereka juga manusia biasa yang kebetulan dianugerahi ketampanan dan keterampilan pada bidangnya. Tidak mau kalah dengan yang kadang viral di sosial media tentang polisi ganteng, tentara ganteng, tukang cukur ganteng, tukang sayur ganteng, penjual durian ganteng, penjual nasgor ganteng, dan ganteng-ganteng yang lain. The Tampan Decorators membuat persamaan dengan profesi-profesi lain dengan alat yang mereka gunakan untuk bekerja dengan alat-alat kerja profesi lain.

The Tampan Decorators dan Polisi Ganteng

Ketika seorang polisi menikah, ada yang namanya prosesi "Pedang Pora" dimana kedua mempelai berjalan melewati pasukan pembawa pedang yang berjajar disamping walkways sambil menghunus pedang membentuk sebuah lorong untuk jalan kedua mempelai.

Maka, kru The Tampan Decorators ketika seorang temannya menikah pastilah diadakan prosesi "Cutter Pora" dimana caranya sama seperti Pedang Pora, hanya alatnya saja yang beda. Pedang diganti Cutter. Krek! Krek! Krek! Krek! (bunyi cutter dimaju mundurkan).

The Tampan Decorators dan Dokter Ganteng

Seorang dokter, ketika akan menyuntik pasien, pastilah akan mengecek jarum suntiknya lancar atau tidak. Caranya dengan menyentil jarum pada alat suntik lalu pemompa pada alat suntik didorong sehingga keluarlah cairan obat. Alat suntik siap digunakan. Dokter siap bekerja.

Kru The Tampan Decorators pun sama, ketika akan bekerja menggunakan cutter mereka untuk memotong sesuatu, pastilah melakukan cek dengan cara menyentil pisau cutter, mendorong pisau cutter keluar, dan mengiriskan pada jari tangan mereka sehingga keluar darah segar. Cutter siap digunakan. Kru nya pingsan karena salah iris.

The Tampan Decorators dan Pesulap Ganteng

Pesulap bisa memunculkan benda dalam waktu yang singkat, bisa menghilangkannya juga, kadang juga bisa atraksi ekstrem dengan bermain benda tajam, api, dan dilindas alat-alat berat.

Yang seperti itu bisa juga dilakukan oleh kru The Tampan Decorators. Jika kalian pernah menginap di hotel pada saat libur tahun baru, natal, dan hari besar lain. Kalian pasti akan menemukan lobby hotel yang pada malam hari masih kosong, tapi kemudian pada pagi hari sudah ada hiasan-hiasan dekorasi berdiri megah, itu adalah pekerjaan para orang yang kurang tidur.

Kru The Tampan Decorators juga bisa disejajarkan dengan legenda Candi Prambanan yaitu Bandung Bondowoso yang membangun seribu candi dalam satu malam. Sekedar catatan, dulu di Ganteng Unyu Wedding Organizer juga ada kru dekorasi yang bernama Budi Nugroho, tapi biasa disebut Gandung oleh teman-temannya, mungkin dia adalah titisan sang legenda Gandung Gondowoso, hehehe, kebetulan dia juga dulu tinggal di daerah Prambanan.

The Tampan Decorators dan Tentara

Ketika seorang anggota tentara meninggal dunia, akan ada acaran tembakan salvo ketika jenazah mulai dikebumikan. Entah tujuannya apa? Mungkin sebagai penghormatan terakhir.

Nah, yang ini belum pernah terjadi pada The Tampan Decorators. Mungkin nanti ketika ada salah satu kru The Tampan Decorators meninggal dunia, akan ada acara penembakan Gun Tacker dan pelepasan balon gas sebagai penghormatan terakhir atas jasa-jasa yang telah dilakukan ketika masih hidup.

Ada banyak hal-hal lain yang dilakukan kru The Tampan Decorators yang menyerupai profesi lain, misalnya suka memborong tusuk sate, bukan untuk jualan sate, tetapi untuk memperkuat sambungan pada styrofoam.

Lalu, menggunakan hair dryer seperti banci salon, tapi bukan untuk mengeringkan rambut melainkan mempercepat proses pengeringan cat pada material dekorasi yang dicat mendadak sebelum dipasang.

Ada lagi, menggunakan cat tembok dengan harga mahal hanya untuk mengecat material styrofoam yang sebentar dipakai lalu dibuang. Kru The Tampan Decorators berani.

Jika dituliskan semua, pastilah banyak lagi tentang keterampilan kru The Tampan Decorators yang unik. Tetapi lebih baik tidak dituliskan, biar kalian berfikir sendiri.

Yang jelas, jangan anggap remeh kru dekorasi. Karena mereka adalah penunjang lancarnya acara pernikahan dan pesta kalian. Sekali-kali kru dekorasi juga ingin jadi viral, masuk instagram, path, twitter, facebook, youtube sebagai TUKANG DEKOR TAMPAN. Jadi, jangan malu-malu minta foto bareng jika ketemu kru THE TAMPAN DECORATORS sedang mendekorasi pernikahan saudara, ulang tahun teman, pesta perpisahan sekolah bahkan upacara kematian klien-nya si bos. Terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selasa, 02 Mei 2017

THE TAMPAN DECORATORS : KRU OH KRU

Kalau belum pernah keiris cutter jari tangan atau kaki, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kena Gun Tacker jari tangan ketika memasang kain, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kena jarum ketika memasang kain dan mencopot kain, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kena palu jempol tangan ketika memaku, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kesiram cat ketika mengecat material dekorasi, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah menumpahkan dan ketumpahan lem, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah bikin tali dari lakban kertas dipilin-pilin, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kepala bocor kena kawat ketika memasang seng disiang hari yang panas, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kaki tertimpa tangga terap besi ketika malam hari dalam kondisi ngantuk, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah pakai masker tapi dibolongi biar bisa bernafas, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah kaget karena bohlam pecah waktu di test, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah naik skafolding setinggi enam meter, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah mengalami set dekorasi dengan waktu yang mepet tapi masih terjadi perubahan gambar dan ada tambahan item-item lain padahal acara sudah hampir dimulai, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah mengalami hal-hal unik lain yang belum disebutkan dalam hal dekorasi, namanya bukan The Tampan Decorator.

Kalau belum pernah bergabung dengan Ganteng Unyu Wedding Organizer, namanya bukan kru The Tampan Decorators.